TEMPO.CO, Moskow - Hasil survei lembaga independen Levada Center menyebutkan lebih dari setengah penduduk Rusia menginginkan pemulihan kembali negara Uni Soviet.
Survei ini menunjukkan 58 persen responden ingin melihat sistem sosialis baru Uni Sovyet. Namun hanya 14 persen di antaranya yang percaya itu mungkin terjadi.
Sedangkan 31 persen responden menolak pemulihan Uni Soviet, dan 10 persen lain tidak memberi pendapat.
Seperti dilansir Moscow Times pada 20 April 2016, hasil survei tersebut menunjukkan terjadi sedikit perubahan dari survei serupa yang dilakukan satu dekade lalu.
Saat ini jumlah penduduk Rusia yang menyesal runtuhnya Uni Soviet sebanyak 56 persen, terendah sejak 2000, ketika Presiden Vladimir Putin mulai berkuasa. Sebelumnya, sekitar 75 persen penduduk Rusia menyesalkan jatuhnya Uni Soviet.
Baca Juga:
Levada Center juga memberikan pertanyaan kepada penduduk Rusia tentang kemungkinan runtuhnya Uni Soviet dapat dihindari atau tidak. Hasilnya menunjukkan 51 persen responden berpikir runtuhnya Uni Soviet bisa dihindari, sementara 33 persen lain percaya tidak dapat terelakkan. Sedangkan pada Maret 2000, angka menunjukkan 62 persen berbanding 26 persen.
Dalam jajak pendapat terbaru kali ini, Levada melakukannya pada akhir Maret 2016 dengan menanyai sekitar 1.600 orang dewasa di 137 kota di seluruh Rusia.
Untuk diketahui, Uni Soviet, yang secara resmi mulai berdiri pada 1922 oleh Vladimir Ilyich Lenin, pecah atau runtuh pada pertengahan 1991 di bawah pemimpin saat itu, Mikhail Gorbachev.
THE MOSCOW TIMES | YON DEMA