TEMPO.CO, Damaskus - Presiden Suriah Bashar al-Assad mengatakan pihaknya siap membentuk sebuah pemerintahan baru yang melibatkan tokoh-tokoh oposisi. Namun ajakan Assad ditolak lawan-lawan politiknya. Mereka mengatakan tidak ada pemerintahan yang sah di Suriah selama Assad masih menjabat.
Assad, yang meraih kemenangan militer di kota padang pasir Palmyra, sebagaimana dikutip kantor berita Rusia Novosti, menerangkan, sebuah rancangan konstitusi baru sedang dipersiapkan dalam pekan ini dan pemerintahan baru akan melibatkan tokoh oposisi, kelompok independen, dan para pendukungnya.
"Membentuk sebuah pemerintahan baru itu tidak sulit," kata Assad.
Gagasan Assad ditolak mentah-mentah oleh kelompok oposisi, seperti disampaikan saat melakukan perundingan damai di Jenewa, Swiss. Mereka mengatakan transisi politik di Suriah bisa saja dilakukan dengan membentuk lembaga transisi yang memiliki kekuatan penuh, tapi tidak di bawah pemerintahan Assad.
"Apa yang disampaikan Assad tidak ada kaitannya dengan proses politik," kata George Sabra dari Komite Negosiasi Tinggi.
Setali tiga uang dengan oposisi, Amerika Serikat menolak ide Assad. "Saya tidak tahu apakah Assad membayangkan dirinya menjadi bagian dari pemerintahan persatuan nasional atau tidak," kata juru bicara Gedung Putih, Josh Earnest.
Krisis di Suriah pecah 5 tahun lalu, diawali dengan unjuk rasa melawan Assad, yang selanjutnya dilakukan kekerasan militer. Aksi ini meluas dan mengakibatkan perang saudara yang menewaskan 250 ribu orang. Sedikitnya lima juta penduduk Suriah mengungsi ke berbagai negara.
AL ARABIYA | CHOIRUL AMINUDDIN