TEMPO.CO, Baghdad - Puluhan orang tewas terbunuh pada hari kedua serangan bom di Irak menyusul gempuran pasukan pemerintah di sebelah barat Provisi Anbar.
Pada Senin, 29 Februari 2016, terjadi ledakan bom bunuh diri di sebuah permakaman di Miqdadiyah, kota di timur laut Baghdad, yang menewaskan sedikitnya 38 orang dan melukai puluhan lainnya.
Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mengaku bertanggung jawab atas kekerasan berdarah, tersebut termasuk berbagai ledakan mematikan di beberapa lokasi di Irak yang menewaskan puluhan orang.
Serangan tersebut, tulis Al Jazeera, sengaja ditujukan pada sebuah kuburan yang sangat populer di kalangan kaum Syiah Beni Tamimm, suku asli di Provinsi Diyala.
Sadiq al-Husseini, Kepala Komite Keamanan Diyala, mengatakan seorang komandan dari Asaib Ahl al-Haq dan Badr--dua unit angkatan bersenjata kuat Syiah--termasuk yang tewas dalam aksi berdarah tersebut.
"Warga harus bergandeng tangan mendepak kekerasan ini," kata Ali al-Tamimi, Kepala Dewan Distrik Miqdadiyah. Gubernur Diyala, Muthanna al-Tamimi, mengatakan, "Miqdadiyah tidak akan jatuh terperangkap ke dalam perseteruan sektarian yang dilakukan para politikus."
ISIS, kelompok bersenjata yang menguasai dua wilayah di Irak dan Suriah, mengaku bertanggung jawab atas serangkaian serangan. "Seorang pelaku bom bunuh diri meledakkan sabuk berisi bahan peledak dengan sasaran anggota Syiah yang hadir dalam pertemuan," bunyi pernyataan ISIS melalui media online.
Dalam pernyataan tersebut, disertai pula daftar nama-nama orang yang diduga tewas akibat serangan bom bunuh diri.
Serangan di Miqdadiyah terjadi hanya beberapa jam setelah 16 serdadu Irak dan pejuang dari suku setempat tewas di sebuah desa di selatan Fallujah, Anbar, ketika barak mereka dihujani tembakan senjata berat.
Menurut pernyataan yang dikeluarkan Kementerian Pertahanan Amerika Serikat, pasukan Amerika diharapkan memberikan bantuan lebih kepada pasukan Irak dalam pertempuran guna merebut kembali Mosul daripada mereka berperang di Ramadi, Ibu Kota Anbar.
Sehari sebelumnya, Ahad, 28 Februari 2016, terjadi serangan buruk di Irak. Dua ledakan bom ranjau di sebuah pasar di Kota Sadr yang dihuni mayoritas kaum Syiah sebelah utara Baghdad menewaskan sedikitnya 70 orang.
"Ledakan itu juga melukai 100 orang, kemungkinan angka kematian bertambah," tulis Al Jazeera.
AL JAZEERA | CHOIRUL AMINUDDIN