TEMPO.CO, Riyadh - Kerajaan Arab Saudi dan Uni Emirat Arab meminta seluruh warganya meninggalkan Libanon atau tidak melakukan perjalanan ke sana setelah Riyadh menghentikan bantuan militer senilai US$ 4 miliar (Rp 54 triliun) ke negeri itu terkait dengan Hizbullah, Syiah Libanon.
Kementerian Luar Negeri Saudi dalam sebuah pernyataan yang disampaikan pada Selasa, 23 Februari 2016, menyebutkan, seluruh warga negaranya dilarang bepergian ke Libanon demi keselamatan mereka.
"Seluruh warga Arab Saudi yang ada di Libanon agar segera menghubungi kantor kedutaan besar di Beirut," tulis kantor berita SPA mengutip pernyataan Kementerian, Selasa.
Pengumuman penghentian bantuan itu disampaikan Saudi pada Jumat, 19 Februari 2016. Seorang pejabat yang tak disebutkan namanya mengatakan Kerajaan telah melihat Libanon dalam posisi bermusuhan karena negeri itu saat ini di bawah cengkeraman Hizbullah.
Langkah Saudi juga diikuti sekutunya, Uni Emirat Arat dan Bahrain. Emirat melarang warganya mengunjungi Libanon dan mengurangi pejabat diplomatiknya di Beirut. Adapun Bahrain meminta seluruh warganya yang ada di Libanon secepatnya meninggalkan negeri itu.
AL JAZEERA | CHOIRUL AMINUDDIN