TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah patung emas raksasa pendiri Komunis Cina Mao Zedong dibongkar. Penyebabnya, pembuatnya tidak memiliki persetujuan pemerintah hanya beberapa hari setelah gambar patung disebar di media sosial. Patung Mao duduk menjulang sekitar 37 meter di atas bidang kosong di Provinsi Henan menjadi berita utama di seluruh dunia minggu ini.
Patung senilai US$ 460ribu atau setara Rp 4,6 miliar telah dihancurkan. Seorang pejabat lokal, seperti dilansir dari situs berita People’s Net, menambahkan alasan tersebut tidak jelas. Website ini terkait dengan Harian Rakyat yang menjadi corong resmi Partai Komunis.
Gambar yang beredar di dunia maya menunjukkan lubang menganga di bagian belakang tubuh besar Mao. Kepalanya diselimuti kain hitam. Konstruksi diduga didanai oleh beberapa pengusaha lokal dan selesai pada Desember lalu. Pembangunannya memakan waktu sembilan bulan kerja. Demikian dilansir situs berita HMR.cn pekan ini.
Meskipun kerap disalahkan atas kematian jutaan rakyatnya, Mao masih dihormati di Cina dan dianggap dapat menyatukan negara. Presiden Cina Xi Jinping memuji Mao sebagai tokoh besar yang menghidupkan kembali beberapa retorika dan sentralisasi kekuasaan. Tetapi, Xi juga melihat itu sebagai sebuah kesalahan.
Beberapa pengguna Internet mengkritik patung yang berlokasi lokasi di Henan, tempat terjadinya kelaparan di akhir 1950-an akibat kebijakan ekonomi Mao yang diperkirakan telah menewaskan 40 juta orang. "Apakah Anda lupa tentang kelaparan besar itu?" tanya salah satu poster di Sina Weibo. Lainnya mempertanyakan kemiripan patung sebagai revolusi kebudayaan yang memperlihatkan kekerasan dan kehancuran nasional.
AL JAZEERA | ARKHELAUS