TEMPO.CO, Jakarta - Ratusan orang tewas dan terluka akibat serangan bom bunuh diri dan penembakan di Paris. Para pelaku mendesain aksi mereka di enam lokasi berbeda, seperti bar dekat Stade de France, tempat berlangsungnya pertandingan sepak bola antara Prancis dan Jerman, balai konser Bataclan, restoran Le Petit Cambodge, Rue Charonne, Avenue de la Republique, dan Rue Beaumarchais.
Kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) menyatakan bertanggung jawab atas peristiwa tersebut. Aksi itu sengaja mereka lancarkan untuk merespons kebijakan politik Prancis yang mendukung propaganda penghinaan terhadap Nabi Muhammad. Berikut ini beberapa rentetan fakta yang berkembang seputar musibah tersebut.
PARIS DITEROR
TEROR PARIS, Hampir 130 Tewas: 3 Skenario di Balik Serangan
Usai Teror Paris, Kedutaan Prancis di Jakarta Dijaga Polisi
Berapa jumlah korban?
Lebih dari 129 korban dinyatakan meninggal akibat serangan bom saat pertunjukan konser pada pukul 21.20 waktu setempat. Korban jiwa juga berjatuhan setelah bom bunuh diri terjadi di lima lokasi lain, termasuk restoran dan lapangan sepak bola.
Lebih dari 350 orang dinyatakan terluka, 99 orang lainnya dalam kondisi kritis. Rumah sakit rujukan bagi para korban disesaki orang-orang yang berniat mendonorkan darah.
Ini merupakan peristiwa paling kelam dalam sebelas tahun terakhir, sejak bom kereta komuter di Madrid yang membunuh 191 orang dan melukai 1.800 orang pada 2004. Serangan bom dikoordinasikan tiga tim dan mengandalkan pelaku bom bunuh diri yang rata-rata berusia 25.
Siapa yang bertanggung jawab?
Presiden Prancis Francois Hollande menyatakan kelompok militan ISIS berada di balik serangan brutal tersebut. Hal itu dikonfirmasi atas pernyataan yang dikeluarkan ISIS. Pemerintah Amerika Serikat di Washington tak menyangkal kesimpulan serupa.
Otoritas pemerintah Prancis mengidentifikasi salah seorang pelaku bom bunuh diri adalah warga negara Prancis berusia 29. Dia pernah tersangkut kasus kriminal dan belakangan bergabung dengan kelompok radikal.
Kondisi Paris saat ini?
Polisi dengan berbagai peralatan pengamanan disebar ke berbagai penjuru kota, termasuk pergerakan warga di sekitar perbatasan. Lalu lintas penerbangan yang sempat terganggu mulai pulih meski dengan pengamanan super ketat. Aksi demonstrasi dilarang di Paris sampai Kamis.
Berbagai event, seperti konser U2 di Paris dan pameran fotografi, dibatalkan. Aktivitas sekolah, kegiatan budaya, dan event lain (seperti pertunjukan film, pusat perbelanjaan, dan wisata hiburan bagi anak-anak) juga diliburkan.
Presiden Prancis menyarankan warganya tinggal di rumah untuk tiga hari ke depan. Upacara berkabung juga tengah disiapkan warga di Katedral Notre-Dame pada Minggu sore.
Selanjutnya: Bagaimana Hasil Penyelidikan?