TEMPO.CO, Beograd - Pemerintah Indonesia mengutus Wakil Menteri Luar Negeri AM Fachir untuk melobi pemerintah Serbia agar meningkatkan hubungan ekonomi dan kerja sama bilateral lainnya yang saling menguntungkan. Wamenlu bahkan meminta Serbia untuk memberikan perlakuan khusus (preferential treatment) bagi Indonesia.
"Hubungan kerja sama politik yang telah berlangsung baik antara RI-Serbia perlu diisi dengan kerja sama bilateral yang konkret dan saling menguntungkan, khususnya di bidang ekonomi," kata Wamenlu dalam pertemuan dengan Presiden Serbia, Tomislav Nikoli, di Beograd, 10 November 2015 seperti disampaikan dalam rilis yang diterima Tempo.
Wamenlu RI menilai perdagangan RI-Serbia yang tercatat sebesar US$12,55 juta pada 2014 belum mencerminkan potensi yang sebenarnya.
Untuk menggenjot pertumbuhan ekspor Indonesia ke pasar Serbia, Wamenlu RI kemudian meminta Presiden Nikoli untuk memberikan kebijakan perlakuan khusus (preferential treatment) kepada Indonesia, yang selalu disanjung Serbia sebagai salah satu negara sahabat di kawasan Asia.
Secara khusus Wamenlu RI meminta dukungan Presiden Nikoli untuk memberikan kemudahan melalui pemberlakuan kebijakan pengurangan tarif bagi produk ekspor serta kemudahan dan perlindungan bagi investasi Indonesia di Serbia.
Sebelum bertemu dengan Presiden Serbia, Wamenlu RI telah bertemu dengan Ketua Parlemen Serbia, Maja Gojkovi untuk membahas langkah peningkatan hubungan bilateral RI-Serbia khususnya kerja sama antar parlemen kedua negara.
Kedua belah pihak sepakat menindaklanjuti MoU Kerja Sama Antar Parlemen RI-Serbia yang telah ditandatangani pada tahun 2013 melalui kegiatan pertukaran saling kunjung dan kerja sama untuk isu-isu yang menjadi kepentingan bersama dalam forum internasional seperti Inter Parliamentary Union.
Gojkovi menyambut ajakan Wamenlu dan mengemukakan akan berkunjung ke Indonesia pada tahun 2016, bersama anggota Grup Kerja Sama Bilateral Parlemen Serbia.
Menanggapi usulan Wamenlu, Ketua Parlemen Serbia akan berkoordinasi dengan pejabat tinggi dan instansi terkait untuk melibatkan elemen pengusaha Serbia dalam kunjungannya.
Hubungan diplomatik Indonesia dan Serbia yang terjalin sejak tahun 1954, terus menunjukkan perkembangan positif.
Hal ini antara lain terlihat dari pertukaran kunjungan pejabat tinggi kedua negara dan tren peningkatan angka perdagangan bilateral dan kerja sama investasi kedua negara.
Saat ini pasar Serbia telah menyerap berbagai komoditas ekspor unggulan Indonesia seperti perangkat telpon, ikan, alas kaki dan karet.
Besarnya peluang pasar di Serbia yang merupakan salah satu pasar yang belum terjamah (untapped market) bagi Indonesia. Hal ini terlihat dari peningkatan nilai ekspor RI ke Serbia sebesar 188,24 persen dari US$ 1,77 juta (2013) menjadi US$ 5,12 juta (2014).
NATALIA SANTI