TEMPO.CO, Jakarta - Paus Fransiskus akhirnya bersuara soal skandal Tahta Suci Vatikan. Kepada puluhan ribu umat Katolik usai misa pemberkatan di Lapangan St Pieter, Roma, Paus mengecam pembocoran dokumen sensitif soal penyimpangan keuangan dalam Tahta Suci dan menyebutnya sebagai sebuah kejahatan.
Paus menjawab pertanyaan umum pertama soal pembocoran sejak penangkapan dua 'orang dalam' Vatikan pada pekan lalu. Menyesalkan aksi kejahatan itu, Paus Fransiskus menyatakan tidak akan terganggu dan akan terus berdoa untuk kebaikan Gereja Katolik. Paus Fransiskus, juga menyatakan tekad dan sumpahnya, akan meneruskan reformasi di Vatikan.
“Saya juga berkata kepada kalian bahwa hal ini menyedihkan, tapi tentu tidak akan menarik saya dari kerja untuk reformasi ke depan dengan bantuan dari para penasihat saya dan dukungan Anda semua,” ujar Paus di depan belasan ribu umat Katolik di lapangan St Peter dalam misa Minggu, seperti dilaporkan Reuters, Minggu 8 November 2015.
Pekan lalu, Vatikan meringkus dua orang—salah satunya pejabat teras Vatikan dan seorang lain perempuan yang juga pakar hubungan masyarakat. Dua orang ini ditangkap karena dituduh membocorkan dokumen-dokumen Gereja.
Keduanya adalah anggota sebuah komisi yang dibentuk Paus Fransiskus beberapa bulan setelah dia terpilih pada Maret 2013 untuk memberikan masukan dalam rangka reformasi pengelolaan lembaga-lembaga dan keuangan di Vatikan.“Pencurian dokumen-dokumen itu adalah sebuah kejahatan, tindakan yang disesalkan, tidak akan membantu,” ucap Paus.
Paus menggarisbawahi bahwa dokumen yang bocor adalah hasil dari program reformasi yang ia mulai. Ia juga menekankan, telah mengambil langkah-langkah untuk menyelesaikan sejumlah reformasi yang dilakukan.
Paus Fransiskus menjadikan reformasi birokrasi dan keuangan Tahta Suci Vatikan sebagai prioritas utama mengingat selama ini menjadi sasaran gosip dan intrik. Paus Fransis menunjuk sebuah komisi delapan ahli pada tahun 2013 untuk mengumpulkan informasi dan membuat rekomendasi, setelah sebelumnya secara terbuka mengungkapkan diri, telah membantu Paus Benediktus XVI mengundurkan diri.
Menurut Reuters, dua buku anyar yang terbit pekan lalu itu, yang ditulis berdasarkan dokumen-dokumen yang bocor, mengungkap kesalahan dalam pengurusan, keserakahan, dan korupsi yang membayangi Vatikan. Juga seputar Paus Fransiskus yang menghadapi perlawanan para pejabat senior terhadap agenda reformasinya.
Vatikan, Seperti dilaporkan Indian Republic, membenarkan kabar penangkapan dua orang tersebut. “Harus diingat bahwa membocorkan dokumen-dokumen rahasia adalah sebuah kejahatan berdasarkan aturan pidana Negara Kota Vatikan,” ujar Vatikan dalam pernyataannya.
Perempuan yang ditangkap diidentifikasi bernama Fransesca Chaouqui. Sedangkan pejabat Gereja bernama Pastor Monsignor Lucio Angel Vallejo Balda. Kasus ini seiring sejalan dengan insiden serupa pada 2012, yang dikenal sebagai skandal Vatileaks. Baik Vallejo Balda maupun Chaouqui, menurut situs Indian Republic, hingga kemarin belum dapat dimintai komentar.
WDA | TIME | REUTERS | THE INDIAN REPUBLIC