TEMPO.CO, Jakarta - Paus Fransiskus menganugerahkan Kardinal John Henry Newman, teolog dan pendeta paling berpengaruh dalam Gereja Anglikan Inggris yang kemudian memilih menjadi penganut Katolik, sebagai orang suci dalam acara kanonisasi yang diselenggarakan di lapangan Santo Petrus, Vatikan, Minggu, 13 Oktober 2019.
Upacara kanonisasi Kardinal Newman bersama empat wanita yang dipilih sebagai orang suci dalam Gereja Katolik dihadiri Pangeran Charles. Pewaris tahta kerajaan Inggris ini pengagum berat Newman yang dituangkan dalam syair bertajuk L'Oservatore Romano yang diterbitkan di surat kabar Vatican.
Upacara Kanonisasi dibanjiri peziarah dari seluruh Selat Inggris. Dengan membawa Union Jacks banyak dari mereka berpartisipasi dalam perayaan satu hari di Roma.
Sekitar 50 ribu peziarah dan undangan menghadiri upacara kanonisasi orang pertama Inggris oleh Gereja Katolik sejak 43 tahun lamanya.
Dalam kotbahnya, Paus Francis mengenang perjalanan iman umat Kristen. Terkadang merupakan perjuangan berat dan tidak nyaman seperti yang dialami Newman.
“Iman menyerukan perjalanan keluar dari diri kita sendiri, dan itu secara ajaib dapat bekerja jika kita meninggalkan kepastian dan pelabuhan yang aman dan sarang nyaman yang menghibur kita,” kata Paus Fransiskus seperti yang dikutip dari appnews.com
Newman lahir di London tahun 1801. Ia merupakan pendeta Gereja Anglikan di Inggris. Ia memutuskan pindah jadi penganut Katolik pada 1845.
Anglikan berpisah dari Roma tahun 1534 ketika Raja Inggris Henry VII ditolak membatalkan pernikahan. Pada abad-abad berikutnya, umat Katolik di Inggris didenda, didiskriminasi, dan dibunuh karena keyakinan mereka.
Pangeran Charles mengatakan teladan Newman yang tak kenal takut dan jujur sangat dibutuhkan saat ini, di era perpecahan dan intoleransi.
Newman, salah satu pendiri Gerakan Oxford, gerakan pembuktian Gereja Inggris adalah keturunan langsung Gereja Kristen yang didirikan para Rasul. Ia berusaha untuk menghidupkan kembali doktrin-doktrin Katolik Roma tertentu di Gereja Inggris dengan melihat kembali tradisi paling awal Gereja Kristen.
Tahun 1845, Newman melepaskan karier akademiknya di Universitas Oxford dan mimbar Gereja universitas untuk masuk Katolik. Dia merupakan salah satu teolog paling berpengaruh di zaman itu.
Namun pilihan iman Newman membuat dirinya kehilangan teman, pekerjaan dan ikatan keluarga.
Warisan Newman sangat kompleks untuk Anglikan dan Katolik. Kaum liberal menyukai penekanannya pada hati nurani dan kaum konservatif mengagumi kepatuhannya pada otoritas dan pengabdiannya terhadap selibat.
Namun, beberapa aktivis gay mengklaimnya sebagai salah satu dari mereka, usai Newman dimakamkan di kuburan yang sama dengan Pendeta Ambrose St.John, temannya selama 30 tahun lebih.
“Dia adalah iman yang paling luar biasa bagi orang-orang miskin,” kata filantropis AS Clive Richards.
Menjelang kanonisasi, salah seorang senior pejabat Vatikan, Kardinal Marc Oullet, menyatakanNewman harus dijadikan dokter gereja untuk menghormati pengaruh luar biasa tulisannya terhadap perkembangan doktrin Kristen.
Oullet tersendat ketika menyampaikan pidato tentang Newton dan perannya dalam menjembatani kesenjangan teologis antara tradisi Anglikan dan Katolik.
Newman dikanonisasi bersama empat wanita, termasuk tiga biarawati dari abad 19 dan 20. Suster Giuseppina Vannini dari Italia, Mariam Thresia Chiramle Mandikiyan dari India dan Dulce Lopes Pontes dari Brazil serta wanita awam Swiss, Margherita Bays.
Lopes dilahirkan tahun 1914 dari keluarga kaya di Brazil. Ia mendedikasikan dirinya untuk kaum miskin di negara itu dan mendirikan beberapa organisasi amal.
Vannini lahir di Roma dan menjadi yatim piatu pada usia tujuh tahun, tetapi kemudian menemukan perintah agama untuk mendedikasikan diri merawat orang sakit.
Mankidiyan, seorang biarawati India, dikatakan menderita luka stigmata Kristus. Ia mendirikan sebuah kongregasi yang merawat orang miskin dan buangan. Bays,seorang penjahit, juga menderita stigmata Kristus.
“Mereka berjalan dalam iman dan sekarang kita memohon doa mereka,” kata Paus Fransiskus tentang lima orang suci baru dalam Gereja Katolik.
VATICAN NEWS | AP | KANIA SUKU