TEMPO.CO, MOSKOW— Rusia mengajak musuh bebuyutannya, Amerika Serikat, untuk duduk bersama membahas konflik Suriah yang dampaknya terus meluas.
Ajakan ini dilontarkan juru bicara Istana Kepresidenan Rusia Kremlin, Dmitry Peskov, pada Selasa 15 September 2015 seperti dilansir Reuters. Rusia sebagai sekutu utama pemimpin Suriah, Presiden Bashar Al Assad memang selama ini berada dalam kutub yang berseberangan dengan Amerika Serikat dan negara-negara Teluk pendukung kelompok pemberontak Suriah beraliran Sunni.
Pernyataan ini diungkapkan sehari setelah Kementerian Pertahanan AS atau Pentagon menuding Rusia menyiagakan tujuh tank di tengah lapangan udara basis militer di Kota Latakia, Suriah. Juru bicara Departemen Pertahanan AS, Jeff Davis, mengatakan bahwa tindakan Moskow ini mengindikasikan rencana untuk membangun basis operasi penerbangan.
“Kami melihat pergerakan orang dan barang yang dapat mengindikasikan bahwa mereka merencanakan pengunaan markas di sana, di selatan Latakia, sebagai basis operasi udara mereka,” ujar Davis.
Seorang pejabat AS lain yang enggan diungkap identitasnya menjabarkan lebih lanjut bahwa tujuh tank Rusia tersebut berjenis T-90. Rusia juga menyiagakan artileri yang disinyalir digunakan untuk melindungi personel militer mereka di Suriah.
Sebelumnya, Reuters melaporkan bahwa Rusia telah menerjunkan sekitar 200 tentara invanteri angakatan laut, unit perumahan temporer, stasiun kontrol lalu lintas udara, dan komponen lain untuk sistem pertahanan. Dugaan AS semakin kuat ketika Moskow mengirimkan sekitar dua penerbangan kargo militer dalam satu hari selama sepekan belakangan ke lapangan udara di Suriah.
Duta Besar Suriah untuk Rusia, Riad Haddad, membantah dugaan kehadiran militer Rusia di Suriah pada Senin lalu. Namun, Presiden Rusia Vladimir Putin sendiri mengakui bahwa Moskow memang memberikan bantuan militer kepada rezim Assad untuk mengalahkan kelompok teroris Negara Islam Iran dan Suriah. “Tidak mungkin mengalahkan kelompok ini tanpa bekerja sama dengan pemerintah Suriah,” tutur Putin dalam pertemuan di Tajikistan kemarin.
Ia pun membantah dukungan Moskow terhadap Assad menyebbakan krisis pengungsi terbesar ke Eropa sejak Perang Dunia II. Dalam pidato di televisi nasional. Putin mengatakan,”Tanpa dukungan Rusia terhadap rezim Assad, jumlah pengungsi Suriah ke Eropa justru akan lebih besar dari sekarang.”
L ABC | REUTERS | SITA PLANASARI AQUADINI