TEMPO.CO, Cilacap - Keluarga terpidana mati kasus penyelundupan narkoba, Andrew Chan dan Myuran Sukumaran, telah tiba di Pulau Nusakambangan, Jawa Tengah. Mereka kemudian melanjutkan perjalanan ke kompleks tujuh lembaga pemasyarakatan.
Mereka akan menghabiskan sekitar lima jam dengan kedua terpidana sebelum kunjungan mereka berikutnya, yang dijadwalkan pada Rabu, 11 Maret 2015. "Mama, saudari saya dan saya telah menunggu dan terus menghitung hari-hari itu. Kami telah diberitahu jika dia baik-baik saja, tetapi kami hanya ingin menyaksikan sendiri, memastikan untuk pergi dan menjumpainya, membiarkan dia tahu kalau kami mencintai dia," kata Chintu Sukumaran, saudara Myuran.
Michael Chan, adik Andrew, juga berbicara sebentar. Seperti Chinthu, ia mengenakan kemeja batik tradisional Indonesia. "Mama cukup bersemangat melihat Andy (Andrew Chan) hari ini dan itu sudah beberapa hari, Anda tahu. Kami berharap untuk melihat dia ketika kami sampai di sana," kata Michael Chan.
Di antara rombongan yang berkunjung tersebut tampak Helen (ibu Andrew Chan), orang tua Sukumaran Sam dan Raji, dan adiknya, Brintha. Ayah Chan tidak datang karena sakit. Saat mereka dalam perjalanan dengan perahu kayu ke pelabuhan di Cilacap, Michael menghibur ibunya.
Duo Bali Nine ditahan di sebuah blok kecil yang terdiri atas empat sel bersama dengan terpidana mati asal Nigeria, Jamiu Owolabi Abashin yang juga dikenal sebagai Raheem Agbage Salami.
Eksekusi dipastikan tidak akan dilaksanakan pekan ini setelah juru bicara Jaksa Agung Indonesia menunda eksekusi pada Jumat, 6 Maret 2015, sambil menunggu beberapa dari sepuluh narapidana melakukan upaya banding.
Upaya banding Andrew Chan dan Myuran Sukumaran akan diadakan pada hari Kamis, 12 Maret 2015. Alasannya, Presiden Indonesia Joko Widodo tidak benar-benar mempertimbangkan permohonan grasi mereka, seperti yang dipersyaratkan oleh hukum Indonesia.
THE AGE | MECHOS DE LAROCHA