TEMPO.CO, Yangon - Untuk pertama kalinya dalam 30 tahun, Myanmar melakukan sensus penduduk. Berdasarkan hasil sensus tersebut, seperti dikutip Channel News Asia, Senin, 1 September 2014, saat ini Myanmar memiliki populasi sebesar 51,4 juta jiwa. (Baca: Sensus Pertama di Myanmar, Rohingya Tak Diakui)
Namun sayang, dalam sensus tersebut, Kementerian Imigrasi dan Kependudukan Myanmar tidak mendata warga yang tinggal di negara bagian Rakhine, Kachin, dan Kayin, tempat bagi Muslim minoritas Rohingya tinggal.
Badan PBB yang membiayai program-program kependudukan (UNFPA) yang dibantu Dinas Kependudukan telah mendata 11 juta rumah tangga. Petugas sensus juga pergi ke tempat umum, seperti toko-toko dan rumah sakit, untuk mengumpulkan informasi. Mereka bahkan mengunjungi kantong-kantong IDPs (internally displaced persons), yakni kamp-kamp pengungsi di berbagai negara bagian.
Namun pemerintah gagal mengumpulkan informasi dari beberapa daerah sensitif, seperti Rakhine dan Kachin. Beberapa penduduk di Rakhine tidak terdata karena pemerintah tidak diizinkan mendata mereka yang teridentifikasi sebagai Rohingya. Dalam sensus tersebut, pemerintah Myanmar mendata mereka sebagai “tidak teridentifikasi”. (Baca: Myanmar Tolak Akui Kewarganegaraan Rohingya)
UNFPA mengakui bahwa sensus itu bukanlah pendataan yang sempurna. Namun UNFPA menegaskan, meski tidak terdata dalam sensus, pengungsi Rohingya akan tetap mendapat bantuan.
ANINGTIAS JATMIKA | CHANNEL NEWS ASIA
Terpopuler
Kibarkan Bendera Putih, Tentara Ukraina Dibantai
Wanita Inggris Rilis Video Ajakan ISIS
Gali Pasir di Pantai, Bocah Ini Tewas Tertimbun