TEMPO.CO, Yangoon - Angkatan Laut Myanmar menyita lebih dari dua juta pil ekstasi yang disembunyikan di perahu yang berada di dekat perbatasan dengan wilayah Thailand. Seorang pejabat kepolisian, Myint Aung, mengatakan penyitaan itu merupakan penyitaan terbesar di Myanmar. (Baca: Produksi Opium Asia Meningkat)
Mengutip laporan BBC, Selasa, 26 Agustus 2014, pihak berwenang telah memeriksa 15 orang terkait dengan penemuan ini. Selain ekstasi, polisi juga menyita 70 ton kayu ilegal. (Baca: PBB: Narkoba Bunuh 200 Ribu Orang Tiap Tahun)
Seorang pejabat Kementerian Dalam Negeri memperkirakan satu pil biasanya dijual dengan harga 80.000 kyat atau sekitar Rp 900 ribu di Yangon. Namun, harga jual di luar negeri lebih tinggi dibanding harga jual di Myanmar.
PBB mengatakan Myanmar tercatat sebagai salah satu sumber utama narkotika buatan. Dalam laporan tahun 2013, PBB mengatakan produksi opium telah meningkat tajam karena petani tidak memiliki alternatif untuk mencari nafkah.
Meskipun sebagian besar pil ekstasi yang diproduksi di Asia Timur dan Asia Tenggara dikonsumsi di kawasan ini, menurut PBB, pil ini juga banyak diselundupkan ke Jepang, Australia, Selandia Baru, dan negara-negara lain di Asia Selatan.
ANINGTIAS JATMIKA | BBC
Terpopuler
Ini 8 Anggota ISIS yang Mirip Pemenggal Jurnalis AS
Anggota ISIS Warga Inggris Penggal Jurnalis AS
Bercinta dengan Matras, Pria Ini Diadili