TEMPO.CO, Kopenhagen – Waria berjenggot asal Austria, Conchita Wurst, akhirnya memenangi Eurovision Song Contest ke-59 di Kopenhagen, Denmark, pada Sabtu, 10 Mei 2014, di tengah gelombang protes kepada dirinya yang mengalir dari Eropa Timur dan Rusia.
“(Kemenangan) ini saya dedikasikan untuk semua orang yang percaya pada masa depan yang damai dan bebas,” kata Wurst sambil berlinang air mata, seperti dikutip dari Associated Press. Ia begitu terharu saat menerima piala dari Emmelie de Forrest, pemenang kontes tahun lalu, yang berasal dari Denmark.
Kekuatan lagu balad Rise Like Phoenix membawa waria berusia 25 tahun yang juga menjadi Ratu Waria Austria ini mempersembahkan piala yang kedua bagi Austria, yang pernah memenangi kontes ini pada tahun 1966.
Kehadiran waria yang terlahir sebagai Thomas Neuwirth dalam ajang bergengsi di Eropa ini menuai banyak kontroversi, terutama dari Rusia dan negara-negara di Eropa Timur. Di tengah meningkatnya ketegangan atas krisis di Ukraina, beberapa negara Eropa Timur mengecam Wurst sebagai contoh kemunduran Barat. (Baca: Ikut Kontes Nyanyi, Ratu Waria Dikecam Rusia)
Bahkan, seorang anggota legislatif Rusia, Vitaly Milonov, menyebut Wurst dengan terang-terangan mempropagandakan homoseksualitas dan pembusukan spiritual. Memang hukum Rusia telah melarang apa yang disebut propaganda gay.
ANINGTIAS JATMIKA | AP
Terpopuler
Massa Anti-Yingluck Ultimatum TV Hentikan Siaran
Di India, Kencing Sembarangan Dihukum Guyuran Air
Korban Tenggelam Kapal Sewol Menjadi 275