TEMPO.CO, Quetta - Sekitar 17 orang tewas di tempat setelah ledakan bom yang menghanguskan dua gerbong kereta Jaffar Express di Stasiun Kereta Sibi, Pakistan, Selasa, 8 April 2014. Bom meledak sekitar sepuluh menit setelah kereta sampai di stasiun. Dentuman terjadi pada gerbong khusus pria.
"Setidaknya ada 50 orang yang mengalami luka dan satu orang meninggal di rumah sakit," tulis The News, Rabu, 9 April 2014. "Sedangkan delapan korban tewas berasal dari satu keluarga." (Bom Meledak di Kereta Api Pakistan, 12 Tewas).
Sher Khan Bazai, pejabat pemerintah, mengatakan 24 pasien dalam kondisi kritis. Mereka akan dipindahkan ke rumah sakit Quetta setelah statusnya stabil untuk melakukan perjalanan sejauh 120 kilometer. "Dari total korban cedera, enam orang perempuan dan anak-anak."
Menurut pejabat senior kepolisian, Mohammad Nazar, gerbong itu tengah mengakut 80-an penumpang. Saat ledakan, mereka saling berteriak dan berusaha melarikan diri dari kobaran api. Sedangkan beberapa korban tewas karena tubuhnya terbakar. Dalam gerbong kereta, kata Nazar, terdapat 12 mayat dengan kondisi tubuh hangus. "Mereka terbakar menjadi seperti arang."
Menteri Negara Perkeretaapian Khawaja Saad Rafique menyatakan penyelidikan tengah berlangsung. Penyidik mengidentifikasi apakah ledakan dipicu oleh kendali jarak jauh atau jenis lainnya.
Presiden Pakistan Mamnoon Hussain yang tengah melakukan kunjungan kerja dua hari di Quetta mengutuk ledakan bom itu. Ia pun memastikan pemerintah akan memberikan bantuan medis yang terbaik terhadap korban luka.
THE NEWS | CORNILA DESYANA
Terpopuler:
Perdana Menteri Berharap Bluefin Temukan MH370
Malaysia Tunggu Verifikasi Sinyal Ping MH370
Ukraina Operasi Anti-Teroris, 70 Orang Ditangkap
NATO Desak Rusia Tak Intervensi Situasi Ukraina
Dua Pekerja PBB Tewas Ditembak di Somalia