TEMPO.CO, Beijing - Pertama kali dalam sejarah Cina, pejabat militer mendapatkan tuntutan pidana, Senin, 31 Maret 2014. Ini terjadi terhadap Letnan Jenderal Gu Junshan, mantan perwira senior Angkatan Darat yang didakwa telah melakukan penyuapan, penggelapan, serta penyalahgunaan dana dan kekuasaan jabatannya. Menurut VOA News, Gu diadili setelah dua tahun dicopot dari jabatannya sebagai wakil kepala departemen logistik umum Tentara Pembebasan Rakyat (PLA).
Kasus ini berawal kala Gu menggunakan pengaruhnya selama proyek pengadaan perumahan dan infrastruktur untuk 2,3 juta anggota militer Cina. Gu sempat menjalani pemeriksaan selama berbulan-bulan setelah penyidik mengangkut harta dari salah satu rumah mewahnya. "Pihak berwenang juga menyita patung emas mantan penguasa Cina, Mao Zedong, dan 20 peti minuman keras kelas atas," tulis Xinhua. "Semuanya terangkut dalam empat truk."
Dalam laporan portofolio real estate, rumah Gu memiliki ruang bawah tanah. Di sana terisi emas batangan, karya seni, barang-barang mewah, dan minuman berakohol yang sangat mahal. Semua itu hanyalah puncak dari gunung es kekayaan Gu. "Jumlah korupsi lebih besar dari yang Anda bayangkan, tidak akan kurang dari harga benda yang disita," ujar seorang sumber.
Kasus Gu sendiri diyakini dapat membuka jalan bagi penyidik Cina untuk menuntut mantan kepala keamanan dan anggota Politburo Standing Committee, Zhou Yongkang. Pekan lalu, Reuters memberitakan bila otoritas Cina menyita aset Zhou dari keluarga dan rekannya sebesar 90 miliar yuan, setara dengan Rp 164 triliun.
"Pengadilan ini merupakan bagian dari kampanye Cina untuk melawan korupsi yang dianggap mengancam kelangsungan hidup Partai Komunis," tulis VOA News. "Presiden Cina, Xi Jinping, pun telah bersumpah untuk melawan korupsi dengan kekuatan seperti harimau."
THE AGE | VOA | CORNILA DESYANA
Terpopuler:
Gempuran Korea Utara Memaksa Penduduk Mengungsi
Keluarga Penumpang MH 370 Tagih Informasi Malaysia
Malaysia Koreksi Percakapan Terakhir Awak MH370