Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Rusuh di Kamp Pencari Suaka Australia, Satu Tewas  

Editor

S Tri P Bud

image-gnews
Petugas mengikat dan menyegel sekoci penyelamat berwarna oranye yang digunakan Australia untuk mengirim kembali imigran gelap ke Indonesia di Pantai Timur Pangandaran, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat (7/2). 34 imigran asal Iran, Pakistan, dan Bangladesh yang berada dalam sekoci berhasil diamankan petugas saat terdampar di Pangandaran. TEMPO/Prima Mulia
Petugas mengikat dan menyegel sekoci penyelamat berwarna oranye yang digunakan Australia untuk mengirim kembali imigran gelap ke Indonesia di Pantai Timur Pangandaran, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat (7/2). 34 imigran asal Iran, Pakistan, dan Bangladesh yang berada dalam sekoci berhasil diamankan petugas saat terdampar di Pangandaran. TEMPO/Prima Mulia
Iklan

TEMPO.CO, Canberra - Satu orang pencari suaka tewas dan 77 lainnya mengalami luka-luka di malam kedua kekerasan di pusat penahanan imigrasi Australia di Papua Nugini. Menurut Menteri Imigrasi Australia Scott Morrison, korban tewas dalam perjalanan ke rumah sakit dengan cedera di kepala. 

Tiga belas orang menderita luka serius, termasuk dua orang yang sedang dipindahkan ke Australia untuk perawatan. Satu di antaranya mengalami luka tembak.

"Ini adalah situasi yang sangat berbahaya di mana orang memutuskan untuk memprotes dengan cara yang sangat kejam dan menempatkan diri mereka dalam risiko besar," kata Morrison.

Kerusuhan terjadi Pulau Manus. Insiden di luar pusat penahanan itu, katanya, adalah domain polisi Papua Nugini.

Ian Rintoul dari Refugee Action Coalition mengatakan bahwa para tahanan di Pulau Manus menyatakan kepadanya bahwa penduduk setempat dan polisi memasuki kamp dan menyerang mereka. Peristiwa terjadi setelah seharian pecah ketegangan. Kekerasan terjadi setelah sejumlah tahanan melarikan diri dari pusat penahanan pada hari Minggu.

Morrison mengatakan kematian pencari suaka sebagai "tragedi besar". "Kami tidak tahu apa yang terjadi di luar pusat penahanan dan yang jelas akan menjadi subjek dari penyelidikan atas kematian orang itu," katanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pencari suaka, terutama dari Afganistan, Sri Lanka, Irak, dan Iran, ditangkap saat dalam perjalanan ke Pulau Christmas Australia dengan kapal reyot dari Indonesia. Jumlah kapal meningkat tajam pada tahun 2012 dan awal tahun 2013.

Pemerintah Australia melakukan pemrosesan terhadap mereka di lepas pantai di Nauru dan Papua New Guinea. Kondisi di kamp-kamp penahanan di sana dianggap sangat tak layak oleh badan-badan PBB dan kelompok hak asasi manusia. (Baca: Sudah 2 Sekoci Imigran Usiran Australia Ditemukan)

Tony Abbott, yang memimpin pemerintahan koalisi Liberal-Nasional dan terpilih pada September 2013, memperkenalkan Operasi Sovereign Borders, menempatkan militer dalam kontrol operasi pencari suaka. Pada Januari muncul laporan mereka mengembalikan perahu imigran gelap ke Indonesia, hal yang dianggap melanggar hukum internasional. (Baca:Pengusiran Imigran, Australia Provokasi Indonesia)

BBC | TRIP B

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Teror di Australia, ISIS Klaim Pelaku Penusukan Sebagai Anggota

9 November 2018

Saksi mata merekam detik-detik serangan di Melbourne, Australia.[Dailymail.co.uk]
Teror di Australia, ISIS Klaim Pelaku Penusukan Sebagai Anggota

ISIS mengklaim serangan teror di Australia yang menikam tiga orang dan menabrakan mobil di Bourke Street, Melbourne.


Teror di Australia, Pria Tikam 3 Pejalan Kaki Usai Ledakkan Mobil

9 November 2018

Seorang pria berenjata pisau melawan polisi setelah meledakan mobil dan menikam tiga orang pejalan kaki di Melbourne, Australia.[Twitter Chris Macheras via Mirror.co.uk)
Teror di Australia, Pria Tikam 3 Pejalan Kaki Usai Ledakkan Mobil

Teror di Australia, seorang pria meledakkan mobil dan menusuk pejalan kaki di Melbourne hingga menewaskan satu orang.


Etihad Airways Akan Membantu Australia Ungkap Dugaan Teroris  

2 Agustus 2017

Pesawat pertama Airbus A380-800 milik Etihad Airways di pabrik pengecatan di di Hamburg, Jerman, 25 September 2014. Etihad memperkenalkan desain barunya, akan terapkan pada semua pesawatnya, melalui pesawat A380nya ini. Krisztian Bocsi/Bloomberg via Getty Images
Etihad Airways Akan Membantu Australia Ungkap Dugaan Teroris  

Maskapai Etihad Airways mengatakan siap bekerja sama dan membantu Kepolisian Federal Australia untuk mengungkap rencana teror di pesawat.


Bahan Peledak Ditemukan Polisi Australia di Rumah 4 Tersangka

1 Agustus 2017

Ilustrasi ancaman teror bom di pesawat/pesan teror bom di pesawat. express.co.uk
Bahan Peledak Ditemukan Polisi Australia di Rumah 4 Tersangka

Polisi Australia menemukan sejumlah benda yang diduga bahan pembuat bom dalam penggrebekan di rumah 4 tersangka.


Etihad Bawa 500 Penumpang dari Australia Jadi Target ISIS

1 Agustus 2017

gvpedia.com
Etihad Bawa 500 Penumpang dari Australia Jadi Target ISIS

4 pria diduga jaringan ISIS diduga akan meledakkan pesawat Etihad Airways dengan rute Sydney, Australia ke Abu Dhabi.


4 Pria Australia Rancang Ledakkan Pesawat Rute Jakarta - Sydney  

1 Agustus 2017

Polisi Federal Australia memeriksa tas penumpang di Bandara Domestik Sydney, Australia, 30 Juli 2017. REUTERS/David Gray
4 Pria Australia Rancang Ledakkan Pesawat Rute Jakarta - Sydney  

Gabungan Polisi Australia menemukan data rencana meledakkan pesawat yang terbang dari Jakarta ke Sydney oleh 4 pria Australia keturunan Libanon.


Australia Dirikan Penjara Isolasi Terpidana Teroris yang Pertama

12 Juni 2017

Gladys Berejiklian. youtube.com
Australia Dirikan Penjara Isolasi Terpidana Teroris yang Pertama

Australia sedang membangun penjara isolasi khusus terpidana teroris yang pertama dan berlokasi di negara bagian New South Wales.


Warga AS di Australia Diminta Waspada Aksi Teror

17 Mei 2015

Ilustrasi penjahat bersenjata atau terorist. TEMPO/Subekti
Warga AS di Australia Diminta Waspada Aksi Teror

Peringatan ini dikeluarkan setelah pengadilan Australia mengadili remaja Inggris usia 14 tahun yang didakwa terlibat kasus teror di acara Anzac Day.


Tiap Hari, 405 'Jihadis' Diinterogasi di Bandara Australia  

16 Maret 2015

REUTERS/Alex Domanski
Tiap Hari, 405 'Jihadis' Diinterogasi di Bandara Australia  

Australia memperketat pengawasan imigrasi di bandara untuk mencegah warganya bergabung dengan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).


ISIS Rekrut Remaja Jago Matematika Asal Australia

9 Maret 2015

Jake Billardi (tengah), remaja Australia yang bergabung dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
ISIS Rekrut Remaja Jago Matematika Asal Australia

Pertengahan tahun lalu, Bilardi diketahui membeli tiket sekali jalan ke Istanbul.