TEMPO.CO, London - Kepala badan hak asasi manusia PBB Navi Pillay membandingkan kehebohan di masyarakat internasional akibat pengungkapan adanya pengawasan massal oleh badan intelijen belakangan ini dengan respons kolektif dunia yang membantu kejatuhan rezim apartheid di Afrika Selatan.
Hal ini disampaikan Pillay dalam wawancara dengan Sir Tim Berners-Lee dalam edisi khusus program Today BBC Radio 4, yang dimuat The Guardian, Kamis, 26 Desember 2013.
Pillay telah diminta oleh PBB untuk menyiapkan sebuah laporan tentang perlindungan hak atas privasi setelah mantan analis badan keamanan nasional Amerika Serikat, National Security Agency (NSA), Edward Snowden membocorkan dokumen-dokumen rahasia tentang pengumpulan data pribadi oleh badan mata-mata Inggris dan AS.
Mantan hakim pengadilan pidana internasional ini mengungkapkan pengalamannya menangani pelanggaran hak asasi manusia serius, termasuk kasus Rwanda. Keseriusan yang sama juga digunakannya dalam menangani privasi di dunia Internet. "Saya tidak membuat tingkatan HAM, " katanya. "Saya harus menjaga dan mempromosikan hak-hak semua orang."
Pillay mengatakan, rezim apartheid berakhir di Afrika Selatan terutama karena masyarakat internasional bekerja sama untuk mencelanya. "Tindakan gabungan dan kolektif dapat mengakhiri pelanggaran berat hak asasi manusia ... Pengalaman itu menginspirasi saya untuk terus dan mengatasi masalah (privasi) Internet, yang sekarang sangat mengganggu karena pengungkapan adanya praktek pengintaian yang memiliki implikasi terhadap hak asasi manusia."
PBB juga sudah bersikap jelas soal praktek pengawasan ini. Sidang Umum PBB dengan suara bulat pekan lalu mengadopsi resolusi, yang diperkenalkan oleh Jerman dan Brasil, yang menyatakan bahwa privasi setiap orang di dunia Internet harus dilindungi.
Resolusi itu juga menyeru 193 negara anggota PBB agar "meninjau prosedur, praktek, dan undang-undang mereka mengenai pengawasan komunikasi, intersepsi, dan pengumpulan data pribadi, dengan maksud untuk menjunjung tinggi hak privasi dari semua kewajiban mereka di bawah hukum HAM internasional."
Berners-Lee juga memperingatkan bahwa pengawasan secara online merusak kepercayaan pengguna Internet. Pekan lalu ia menerbitkan sebuah surat terbuka, yang ditandatangani lebih dari 100 aktivis terkemuka dan kelompok yang mengusung kebebasan berbicara, untuk memprotes intersepsi data secara rutin dilakukan oleh pemerintah di seluruh dunia.
GUARDIAN | ABDUL MANAN