TEMPO.CO, Juba – Sebanyak 14 pekerja asal Cina di perusahaan minyak lokal yang beroperasi di Sudan Selatan dilaporkan tewas pada Kamis, 19 Desember 2013. Mereka tewas akibat bentrok antara kelompok bersenjata yang berasal dari suku Dinka dan Nuer.
Pihak berwenang mengatakan, sedikitnya 500 orang--sebagian besar dari mereka tentara--tewas dalam kekerasan di negara itu sejak kudeta terjadi. Selain itu, lebih dari 700 orang terluka. Sekitar 20 ribu orang mengungsi di fasilitas PBB di Ibu Kota Juba.
Dilaporkan Xinhua, menurut Sudd Petroleum Operating Company (SPOC), mereka tewas dalam bentrok yang semakin meluas antara suku Nuer (pendukung mantan Presiden Riek Machar) dan suku Dinka (pendukung Presiden Salva Kiir Mayardit). SPOC adalah perusahaan minyak milik Cina yang juga bekerja sama dengan India, Malaysia, dan Sudah Selatan. Perusahaan ini menjalankan ladang minyak Block-5, di bagian utara Sudan Selatan.
Pemerintah Sudan Selatan menuduh Machar merencanakan kudeta militer. Namun, Machar membantah dan justru menuduh Kiir-lah yang berupaya menyingkirkan lawan-lawan politiknya.
ANINGTIAS JATMIKA | XINHUA
Berita terbaru:
Libur Akhir Tahun, KAI Tambah Perjalanan
Gowes Jokowi, Rumah Dinas Berakhir di Kedai Kopi
IHSG Terkoreksi, Perhatikan Saham Berikut Ini
Presiden SBY Foto "Selfie" dengan PM Malaysia
Gempa 5,7 Skala Richter Guncang Pakistan