TEMPO.CO, Gaza – Qatar berencana akan mengirim bahan bakar senilai US$ 10 juta (Rp 121 miliar) untuk jalur Gaza pada 17 Desember mendatang. Seorang pejabat Hamas mengatakan, kiriman ini diharapkan bisa membantu krisis energi yang parah di wilayah Gaza.
Dalam sebuah pernyataan yang dikutip Xinhua, Perdana Menteri Pemerintahan Hamas di Gaza, Ismail Haneya mengatakan, satu-satunya pembangkit listrik yang ada telah berhenti sejak 1 November lalu. Hal ini membuat pemadaman harus terjadi selama lebih dari 12 jam tiap harinya.
Meski tidak bisa mengatasi krisis di Gaza, setidaknya bahan bakar ini bisa sedikit meringankan krisis yang terjadi di sana. “Bahan bakar ini akan cukup untuk mengoperasikan pembangkit listrik di Gaza setidaknya selama tiga bulan," kata Haneya.
Sementara itu, dalam pernyataan di hari Kamis, 13 Desember kemarin, Pangeran Qatar menuturkan, Haneya meminta bantuan mendesak karena Gaza telah mengalami kekurangan listrik dan bahan bakar akibat gelombang badai berat dan kondisi cuaca buruk yang melanda wilayah tersebut.
Ihab al-Ghussein, juru bicara pemerintah Hamas di Gaza, menjelaskan bahwa Qatar sepakat untuk mengirim bantuan mendesak menyusul kontak intensif yang dilakukan oleh pemerintah Hamas untuk mengatasi krisis bahan bakar.
ANINGTIAS JATMIKA | XINHUA
Berita Terbaru:
Siapa Saja yang Masuk Nominasi Golden Globe 2014?
Ketika Slank Ajak Slankers Basah-basahan
Apa yang Dilakukan Jokowi di Konser Slank
Boateng Perpanjang Kontrak di Bayern Munchen
Denny Indrayana Curhat di Buku Barunya