TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah sekolah swasta di Qatar menarik buku dongeng Putri Salju dari perpustakaannya. Buku dongeng populer itu ditarik karena dinilai memuat gambar yang terlalu seksi.
Buku yang dipermasalahkan itu berjudul “Putri Salju dan Tujuh Kurcaci”. Dalam ilustrasinya, buku dongeng versi Disney itu menggambarkan seorang putri yang terkena kutukan apel beracun lalu pulih berkat ciuman pangeran tampan.
Penarikan buku ini dilakukan setelah ada laporan dari orang tua murid di SEK International School Qatar. Mereka menganggap gambar ilustrasi di buku ini tak pantas bagi anak-anak.
Menerima protes itu, Dewan Tinggi Pendidikan Qatar atau Qatar's Supreme Education Council (SEC) langsung memerintahkan penarikan buku. Perintah itupun dipatuhi oleh pihak sekolah. “SEK International School Qatar bangga dapat berdiri di negeri ini dan kami menyatakan permohonan maaf secara resmi pada pihak-pihak yang merasa terganggu dalam situasi ini,” kata Kepala Sekolah Vivian Arif seperti dikutip Doha News, Jumat 22 Januari 2016.
SEK International School Qatar sendiri baru berdiri pada 2013. Sekolah swasta ini punya 150 murid dari 27 negara di berbagai jenjang dari usia 3-18 tahun.
SEC sendiri dalam laman resminya menyatakan, “Pengakuan terhadap standar pendidikan internasional sembari tetap menjaga nilai Islam dan budaya lokal.”
Ini bukan kali sensor di Qatar menjadi kontroversi. Sebelumnya, seperti diberitakan The Guardian, negeri kaya minyak ini juga melarang penayangan film “The Danish Girl” di mana tokoh utamanya adalah sosok transgender.
PINGIT ARIA, Huffington Post, The Guardian