TEMPO.CO, Hong Kong - Hong Kong meningkatkan kewaspadaan terhadap berjangkitnya virus flu burung mematikan H7N9 setelah ditemukan kasus baru penyakit ini. Seorang pekerja rumah tangga asal Indonesia yang baru saja bepergian ke Shenzhen ditemukan telah terjangkit strain baru yang mematikan itu. Ini menjadi kasus pertama di Hong Kong, kata seorang pejabat kesehatan.
Pasien berusia 36 tahun itu berada dalam kondisi kritis di Rumah Sakit Queen Mary, Pok Fu Lam, dengan pneumonia berat. Ia kini bernapas dengan bantuan paru-paru buatan.
Dia diketahui bekerja pada pasangan dengan dua anak. Majikan bersama dua anaknya kini dikarantina di Rumah Sakit Princess Margaret setelah menunjukkan gejala terserang flu.
Sekretaris Biro Makanan dan Kesehatan Hong Kong, Dr Ko Wing-man, mengatakan pasien diketahui melakukan perjalanan ke Shenzhen sebelum mulai mengeluh sakit. Di kota itu, ia diketahui menyembelih ayam untuk dikonsumsi. "Kami percaya itu adalah kasus bawaan dari daratan," katanya.
Para pejabat kesehatan sedang mencari orang kedua yang menemani pasien ke Shenzhen pada 17 November. Pasien yang namanya dirahasiakan itu mulai mengalami gejala flu empat hari setelah perjalanan. Dia pertama kali dirawat di Rumah Sakit Tuen Mun, tapi dipindahkan ke Queen Mary pada Rabu lalu.
Baca Juga:
Ko mengatakan, pada dua tes sebelumnya untuk virus ini hasilnya negatif. Namun, pada tes ketiga tadi malam, ujar Ko, pasien positif mengidap H7N9.
Dia menambahkan bahwa risiko penularan dari manusia ke manusia belum dapat dipastikan. Namun, kejadian ini mengaktifkan sistem respon kota menjadi tiga tingkat untuk menangani pandemi flu potensial. "Ini adalah tingkat yang serius, satu langkah di bawah tingkat darurat," katanya. Impor unggas hidup dari tiga peternakan Shenzhen akan ditunda sampai Pusat Perlindungan Kesehatan menyelesaikan penyelidikan.
Sejak kasus pertama infeksi H7N9 pada manusia dilaporkan pada bulan Februari, virus tersebut telah menewaskan 45 orang, semua di Cina daratan. Sekitar 138 orang di daratan terinfeksi dan satu orang di Taiwan. Sebagian besar kasus berada di Provinsi Zhejiang dan Jiangsu serta Shanghai.
Pakar mikrobiologi University of Hong Kong, Ho Pak-leung, mengatakan tidak ada cukup bukti yang menunjukkan bahwa virus tersebut dapat menular antarmanusia. Ho mengatakan masyarakat harus tetap waspada, tapi tidak perlu panik.
SOUTH CHINA MORNING POST | TRIP B
Terpopuler:
Paul Walker Punya Rumah Rahasia di Mentawai
Bercerai, Andi Soraya Diusir dari Rumahnya
Kapolri Sutarman: Jilbab Rp 5 Ribu Sudah Dapat
Petisi Paul Walker untuk Lindungi Mentawai
Oegroseno: Jangan Sampai Jilbab Lebih Seksi
Berkat Paul Walker, Terumbu Karang Mentawai Selamat
Ahok: Untung Saya Enggak Bawa Pistol
Mobil Maut Paul Walker Seharga Rp 5 Miliar