TEMPO.CO, Canberra - Media-media di Australia terus menekan Perdana Menteri Australia Tony Abbott untuk meminta maaf kepada Indonesia. Sydney Morning Herald, misalnya, menyebut upaya regional untuk memerangi terorisme bisa terancam jika Australia dan Indonesia tidak bisa menyelesaikan perselisihan dalam soal tuduhan aksi mata-mata.
Mengutip pendapat sejumlah pakar kontraterorisme, media itu menulis, kebuntuan atas penyelesaian masalah penyadapan bisa menimbulkan dampak serius pada operasi ini. Apalagi, mengutip pendapat pakar kontraterorisme, Nick O'Brien, jika Jakarta akhirnya benar-benar mewujudkan ancaman mereka menurunkan level hubungannya dengan Australia, "Itu bisa membahayakan seluruh inisiatif penyelundupan manusia yang digagas pemerintah saat ini," kata Nick, yang dalam tulisan di halaman yang sama memajang halaman depan koran Tempo sebagai ilustrasinya.
Sementara itu, Komisaris Polisi Federal Australia Tony Negus mengatakan, sekitar 30 personelnya di Indonesia akan tetap melanjutkan pekerjaan mereka. "Mereka berada di sana saat ini dan hubungan selama bertahun-tahun telah menjadi salah satu yang sangat sehat," katanya.
Sebelumnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah menyerukan pengakhiran beberapa latihan militer bersama, patroli maritim bersama dalam soal penyelundupan manusia, dan beberapa kerja sama intelijen. Namun ia tidak secara spesifik menyebutkan kerja sama kepolisian.
Sebelumnya, politikus Australia, Mark Textor, meminta maaf karena menyebut Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa seperti bintang film porno. Lewat akun Twitter-nya, @markatextor, ia menyebut Menteri Luar Negeri Indonesia Marty Natalegawa mirip dengan bintang film syur asal Filipina yang sempat ngetop tahun 1970-an.
"Australia dituntut meminta maaf oleh seseorang yang wajahnya mirip bintang porno Filipina tahun 1970-an," kicau Textor.
Kicauan tersebut jelas menuai berbagai reaksi dari pengikutnya. Beberapa orang menganggap ucapan Textor itu tidak pantas. Di hari berikutnya, ia menuliskan tweet berisi permintaan maaf.
SMH | TRIP B