TEMPO.CO, Riyadh - Amerika Serikat berhati-hati dalam mengambil sikap terkait gejolak sosial terkait larangan mengemudi bagi wanita di Arab Saudi, salah satu sekutunya di Timur Tengah. Menteri Luar Negeri AS, John Kerry, mengatakan terserah pada negara itu untuk memutuskan kapan waktu yang tepat untuk mengizinkan wanita mengemudi.
Biasanya, AS paling reaktif terkait isu-isu hak asasi manusia, juga kesetaraan gender.
"Bukan rahasia bahwa di AS kita merangkul kesetaraan untuk semua orang tanpa memandang jenis kelamin, ras, atau kualifikasi lainnya," kata Kerry pada konferensi pers di Riyadh. "Tapi semua terserah Arab Saudi untuk membuat keputusan sendiri tentang struktur sosial dan pilihan lain sendiri."
Pekan lalu, AS mengatakan mendukung "hak-hak universal" dari perempuan untuk mengemudi di Arab Saudi setelah protes akhir Oktober lalu, ketika kaum perempuan menentang hukum dengan mengemudi sendiri. "Kami mendukung inklusi penuh perempuan dalam masyarakat Saudi. Orang di seluruh dunia berbagi hak universal yang sama untuk berkumpul dan mengekspresikan diri secara damai," kata juru bicara Departemen Luar Negeri, Jennifer Psaki.
Akan tetapi, Kerry mengatakan, setelah pembicaraan dengan para pemimpin Arab, "Ada perdebatan yang sehat di Arab Saudi tentang masalah ini, tapi saya pikir perdebatan yang terbaik diserahkan kepada orang-orang Arab Saudi yang terlibat di dalamnya." Namun dia menambahkan bahwa semua orang tahu bagaimana sikap AS atas masalah ini.
Setidaknya 16 perempuan dihentikan oleh polisi selama protes bulan lalu, serta didenda dan dipaksa bersama dengan wali laki-laki mereka untuk berjanji untuk mematuhi hukum yang berlaku.
GOOGLE NEWS | TRIP B