TEMPO.CO, Birmingham - Dua hari menjelang pengumuman Hadiah Nobel Perdamaian, Malala Yousafzai, remaja Pakistan yang ditembak Taliban karena menyerukan hak pendidikan untuk anak perempuan, mengaku belum pantas menerima hadiah tersebut.
Gadis berusia 16 tahun itu menjadi calon nomine termuda dalam sejarah ajang prestisius itu. Tawakkol Karman, peraih hadiah Nobel Perdamaian 2011 asal Yaman, merupakan pemenang termuda sepanjang sejarah karena saat itu masih berusia 32 tahun.
Kepada radio Pakistan, City89 FM, Rabu, 9 Oktober 2013, Malala mengatakan bahwa masih banyak orang yang berhak menerima hadiah bergengsi itu. “Saya belum melakukan banyak hal sehingga pantas memperoleh Nobel Perdamaian,” kata Malala, bertepatan setahun peringatan penembakannya.
Sejumlah pihak, termasuk ribuan anak-anak sekolah di Pakistan, mendukung agar hadiah itu jatuh kepada Malala. Meski masih berusia sangat belia, sulung dari tiga bersaudara itu dinilai berperan besar terhadap kampanye pendidikan bagi anak perempuan. Sejak berusia 11 tahun, Malala telah mengungkapkan kekhawatirannya atas represi Taliban terhadap pendidikan anak perempuan.
Setelah mengalami penembakan brutal yang membuat separuh wajah bagian kirinya cacat, Malala tidak mundur. Saat peringatan ulang tahunnya yang ke-16 pada 12 Juli lalu, Malala berbicara di hadapan 400 pemuda dari seluruh dunia di Markas Besar PBB. Kepada mereka, ia berpesan,” Angkatlah pena dan kertasmu, itulah senjata kita.”
L ASIAONE | SITA PLANASARI AQUADINI