TEMPO.CO, Istanbul - Pengadilan Turki menjatuhkan hukuman percobaan 10 bulan penjara terhadap pianis top dunia, Fazil Say, karena dididakwa menghina Islam.
Dalam keterangannya ke media, Senin, 15 April 2013, pengacara Say, Meltem Akyol, mengatakan pengadilan menuduh kliennya merendahkan agama melalui komentar yang dibuat di jejaring sosial Twitter.
Musikus berusia 43 tahun, yang telah bermain musik bersama New York Philharmonic, Berlin Symphony, dan orkestra lainnya, diseret ke pengadilan karena ocehannya tahun lalu.
Dalam ocehannya, Say dengan nada bercanda menghina seorang ulama dan ibadah Islam. "Jujur, kami tidak menghendaki keputusan ini. Bisa saya katakan, baik secara legal maupun demi negara, keputusan pengadilan menyedihkan," kata pengacara Akyol kepada Reuters.
Selanjutnya, pengadilan memerintahkan Say bebas bersyarat dari segala hukuman kurungan. Keputusan itu artinya bahwa dia boleh menghirup udara bebas dengan catatan selama lima tahun tidak melakukan kejahatan serupa.
Hukuman tersebut dikurangi menjadi 10 bulan dari yang semestinya 12 bulan disebabkan perilaku Fay dianggap bagus saat menjalani proses peradilan.
"Kami menolak segala dakwaan, tetapi ini adalah keputusan pengadilan (yang harus dihormati)," kata pengacara Fay di pengadilan. Say tidak berada di pengadilan ketika keputusan itu diambil. Namun, dia menolak tuduhan pengadilan. Menurut dia, keputusan tersebut bermotif politik.
Say, yang juga pernah tampil dalam pagelaran musik di Jerman, Senin petang waktu setempat, 15 April 2013, dalam situs website mengkritik keras Islam sebagai akar pemerintahan Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan.
Menurut Say, Erdogan adalah seorang muslim yang taat. Hal tersebut menjadi sebuah peringatan bagi Turki yang menganut asas sekuler sebab Erdogan merencanakan menerapkan nilai-nilai agama dalam gaya hidup rakyat Turki.
Dalam salah satu ocehannya di Twitter, Say dengan nada bercanda menulis mengenai seruan salat--yang dia katakan hanya 22 detik. Say mengoceh, "Kenapa terburu-buru? Apakah Anda ditunggu seorang gundik atau ada raki di atas meja?" Raki adalah minuman tradisional rakyat Turki yang mengandung alkohol dan dibuat dengan rasa manis.
AL JAZEERA | CHOIRUL
Topik Terhangat:
Lion Air Jatuh|Serangan Penjara Sleman|Harta Djoko Susilo|Nasib Anas
Baca juga
EDISI KHUSUS Tipu-Tipu Jagad Maya
Kata Saksi Bom Boston
Selamat dari Bom Boston, Dirut BTPN Hobi Lari
Bom Boston Diduga Disembunyikan di Tong Sampah