TEMPO.CO, Beirut - Perdana Menteri Libanon, Najib Mikati, menyerukan kepada negara-negara Arab agar membantu Libanon guna mengatasi meningkatnya banjir pengungsi Suriah di negaranya.
Mikati mengatakan, Libanon membutuhkan dana sedikitnya US$ 370 juta (Rp 3,6 triliun) guna mengatasi kondisi sekarang ini.
Dia menjelaskan, rumah sakit dipenuhi warga Suriah dalam keadaan sakit dan terluka akibat perang saudara di sana. "Seluruh dokter berjuang mengatasi penyakit yang diderita sekitar 340 ribu pengungsi."
Libanon, ujar Makati, juga dihadapkan pada masalah meningkatnya kejahatan. Makati menerangkan, 700 warga Suriah ditangkap karena melakukan pelanggaran hukum pada Januari 2013. Menurut dia, mengalirnya pengungsi Suriah ke Libanon juga menimbulkan masalah sosial, termasuk pernikahan dini.
"Kami saat ini benar-benar dihadapkan pada masalah kritis," ujar Makati kepada kantor berita Reuters dalam sebuah wawancara.
"Kami butuh bantuan. Libanon menanggung beban dari konflik di Suriah," kata Makati. "Kami meminta kepada negara-negara Arab agar mereka segera memberikan dukungan dan simpati kepada Libanon."
Negara-negara donor, termasuk negara-neara Arab Teluk kaya, telah berjanji menyiapkan dana sebesar US$ 1,5 miliar (Rp 14,6 triliun) untuk pengungsi dan warga Suriah yang kehilangan tempat tinggal, tetapi dua Menteri Libanon, Menteri Sosial dan Menteri Kesehatan, mengaku kepada Reuters, Selasa, 12 Maret 2013, bahwa mereka tidak menerima bantuan tersebut.
AL ARABIYA | CHOIRUL
Berita Terpopuler:
Siapa Jorge Bergoglio, Sri Paus yang Baru?
Jorge Mario Bergoglio Terpilih Sebagai Paus Baru
Paus Baru Terbang ke Roma dengan Tiket Ekonomi
Alasan Jorge Bergoglio Pakai Nama Paus Francis
Dari Afganistan, Scola Dijagokan sebagai Paus Baru
Paus Francis Menelepon Benedictus Usai Terpilih
Sauna Kaum Penyuka Sesama Jenis di Vatikan?
Bergoglio Menjadi Paus, Argentina Bersukacita
Asap Putih Mengepul, Paus Baru Terpilih