Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mencari Suaka Gara-Gara Homeschooling

image-gnews
Sxc.hu
Sxc.hu
Iklan

TEMPO.CO, Morristown—Pencari suaka biasanya identik dengan gambaran keluarga yang melarikan diri dari negara yang tengah dikecamuk perang atau terjadi diskriminasi terhadap mereka. Namun keluarga Romeike, yang kini tinggal di kota kecil Morristown di negara bagian Tennessee, Amerika Serikat, adalah bukanlah pencari suaka biasa.

Pasangan Uwe dan Hannelore Romeike, merupakan warga negara Jerman yang terpaksa melarikan diri dari negaranya gara-gara homescholling. Rupanya pilihan mereka untuk mendidik sendiri kelima anaknya di rumah merupakan pelanggaran hukum di Jerman.

Pada 2006, pasangan yang bekerja sebagai guru musik itu memutuskan untuk menarik anak-anak mereka dari sekolah umum. “Anak-anak kami dibombardir oleh pengaruh negatif,” kata Uwe dan Hannelore kepada Al Jazeera, Senin waktu setempat.

Akibat tindakan ini, penganut Kristen yang taat tersebut diganjar denda puluhan ribu Euro. Bahkan pada suatu hari, anak-anak mereka dipaksa ke sekolah dengan mobil polisi. “Mereka menangis meraung-raung,” kenang Uwe, sedih.

Karena khawatir pemerintah Jerman akan mengambil hak asuh anak-anak mereka, keluarga ini kemudian mencari suaka ke Negeri Abang Sam pada 2008. Pilihan mereka jatuh pada negara ini karena Amerika Serikat membuka peluang pendidikan di rumah. Tercatat terdapat 1,5 -2 juta anak yang memperoleh homeschooling di Amerika Serikat.

“Mereka takut akan dipenjara jika kembali ke Jerman,” ujar Michael Donnelly, pengacara keluarga Romeike. Donnely sendiri bekerja untuk Asosiasi Bantuan Hukum untuk Pendidikan di Rumah Amerika Serikat. Berdasar Deklarasi HAM PBB, Donnelly menegaskan Jerman telah melanggar hukum internasional karena melarang pendidikan di rumah.

Pada 2010, keluarga Romeike berhasil memperoleh suaka. Hakim saat itu memutuskan bahwa pemerintah Jerman melanggar keyakinan keluarga Romeike. Namun putusan itu dibatalkan dan kini kasus keluarga Romeike berada di tangan Pengadilan Banding Amerika Serikat.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Kasus keluarga Romeike menjadi kasus pertama di Amerika Serikat. Yakni menuntut hak pendidikan di rumah sebagai dasar mencari suaka,” Donnelly menambahkan. Agar keluarga Romeike dapat memperoleh suaka, mereka harus membuktikan menjadi anggota kelompok yang didiskriminasi.

Wakil Konsulat Jenderal Jerman di Amerika Serikat, Alfred Schlicht, mengakui hal ini. “Hanya sedikit warga Jerman yang meminta suaka di Amerika Serikat. Sebagian besar dari kasus itu ditolak,” ucap Schlicht.

Kewajiban untuk masuk sekolah di Jerman terjadi sejak 1918. Menurut Volker Ladenthin dari Pusat Pendidikan Guru di Bonn, pendidikan di rumah hanya diizinkan untuk kasus-kasus tertentu.

Jörg Großelümern dari Jaringan Kebebasan Pendidikan Jerman menuding aturan itu untuk menyebarkan propaganda Nazi di Jerman, terutama sejak 1938. “Sejak saat itu, pendidikan di rumah sama sekali dilarang,” ungkapnya.

Namun pemerintah Jerman menjelaskan kebijakan itu diambil agar seluruh anak memperoleh kesempatan bersosialisasi dengan rekan dari kelompok yang berbeda. “Bersekolah bersama-sama memberi kesempatan berdiskusi secara damai anatar berbagai pemikiran yang berbeda,” kata juru bicara Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jerman, Sylvia Schill.

L AL JAZEERA | SITA PLANASARI AQUADINI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Jerman Akhirnya Jual 3 Kapal Selam ke Israel Meski Ada Bau Suap

24 Oktober 2017

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. www.independent.co.uk
Jerman Akhirnya Jual 3 Kapal Selam ke Israel Meski Ada Bau Suap

Jerman sempat membekukan negosiasi rencana penjualan 3 kapal selam ke Israel pada Juli lalu gara-gara isu suap dan pencucian uang .


Cetak Sejarah Parlemen, Ini Pengaruh Partai Neo-Nazi di Jerman

26 September 2017

Melawan Neo-Nazi Sendirian
Cetak Sejarah Parlemen, Ini Pengaruh Partai Neo-Nazi di Jerman

Partai yang dituding Neo-Nazi, AfD, mencetak sejarah dengan masuk parlemen atau Bundestag setelah meraih 13,5 persen suara dalam pemilu Jerman.


Menang Pemilu, Angela Merkel Jadi Kanselir Jerman Terlama

25 September 2017

Reaksi Angela Merkel, dalam sidang Bundestag (Dewan rendah parlemen Jerman) di Berlin, Jerman, 29 Januari 2015. (Tobias Schwarz/AFP/Getty Images)
Menang Pemilu, Angela Merkel Jadi Kanselir Jerman Terlama

Angela Merkel menjadi kanselir terlama di sepanjang sejarah Jerman modern setelah partainya, CDU memenangkan pemilu kemarin.


AfP, Partai Neo-Nazi Akhirnya Masuk Parlemen Jerman

25 September 2017

Alice Weidel, pemimpin Partai Alternatif Jerman AFD saat konferensi pers di Berlin, Jerman, 18 September 2017. REUTERS/Axel Schmidt
AfP, Partai Neo-Nazi Akhirnya Masuk Parlemen Jerman

Partai?yang dituding neo-Nazi,?AfD,?mencetak sejarah dengan masuk Parlemen untuk pertama kali setelah mendapat 87 kursi dalam pemilu Jerman kemarin.


AfP, Partai Neo-Nazi Akhirnya Masuk Parlemen Jerman

25 September 2017

Alice Weidel, pemimpin Partai Alternatif Jerman AFD saat konferensi pers di Berlin, Jerman, 18 September 2017. REUTERS/Axel Schmidt
AfP, Partai Neo-Nazi Akhirnya Masuk Parlemen Jerman

Partai?yang dituding neo-Nazi,?AfD,?mencetak sejarah dengan masuk Parlemen untuk pertama kali setelah mendapat 87 kursi dalam pemilu Jerman kemarin.


Jerman Gelar Pemilu Hari Ini, Merkel Diperkirakan Lanjut Kanselir

24 September 2017

Presiden Joko Widodo disambut oleh Kanselir Jerman Angela Merkel, pada hari pertama KTT G-20 di Hamburg, Jerman utara, 7 Juli 2017. Sejumlah pejabat yang turut serta dalam rombongan Presiden di antaranya Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi, Sekretaris Ka
Jerman Gelar Pemilu Hari Ini, Merkel Diperkirakan Lanjut Kanselir

Merkel mendapat pesaing Schulz pada pemilu Jerman tahun ini.


Ditemukan Bom 1.400 Ton, 70 Ribu Warga Jerman Diungsikan

31 Agustus 2017

Ilustrasi. (Unay Sunardi/TEMPO)
Ditemukan Bom 1.400 Ton, 70 Ribu Warga Jerman Diungsikan

Hampir 70.000 penduduk di Frankfurt, Jerman diungsikan dari rumah mereka menyusul penemuan bom era Perang Dunia II seberat 1.400 ton.


Hormat ala Nazi, Turis Amerika Dipukul di Jerman  

15 Agustus 2017

Kanselir Jerman, Adolf Hitler, memberi hormat khas Nazi dalam acara partainya di depan gereja di Nuremberg, Jerman, 1934. Salam hormat khas Hitler ini dilarang di sejumlah negara terkait kekejaman dan aksi genosida yang pernah dilakukan Nazi. Mondadori Portfolio via Getty Images
Hormat ala Nazi, Turis Amerika Dipukul di Jerman  

Turis asal Amerika Serikat yang sedang mabuk itu dipukuli orang karena memberi hormat ala Nazi di Jerman.


Polisi Jerman Tahan Pencari Suaka Penusuk Warga di Hamburg  

29 Juli 2017

Polisi berjaga di tempat kejadian perkara serangan pisau di sebuah perbelanjaan di Hamburg, Jerman, 28 Juli 2017. REUTERS/Morris Mac Matzen
Polisi Jerman Tahan Pencari Suaka Penusuk Warga di Hamburg  

Ahmad A., pencari suaka asal Uni Emirat Arab, diduga melakukan serangan karena hendak dideportasi dari Jerman.


Perkenalkan, Masjid untuk Semua Muslim Berdiri di Jerman  

17 Juni 2017

Seyran Ates, pendiri masjid liberal pertama di Jerman, Ibn-Rushd-Goethe-berkhotbah dalam pembukaan masjidnya tersebut di Berlin, Jerman, 16 Juni 2017. Dalam membangun masjidnya tersebut di dalam gereja, Ates memperbolehkan semua golongan dan kalangan umat seperti Sunni, Syiah, homoseksual, dll, untuk beribadah bersama. AP Photo
Perkenalkan, Masjid untuk Semua Muslim Berdiri di Jerman  

Masjid untuk semua muslim tanpa peduli Sunni, Syiah, transgender, maupun muslim tanpa penutup kepala dan wajah, didirikan di Berlin, Jerman.