TEMPO.CO, DAMASKUS — Pengungsi akibat perang saudara di Suriah dilaporkan menembus satu juta orang pada Rabu 6 Maret 2013. Hal ini diungkapkan Badan Dunia untuk Pengungsi (UNHCR). Separuh dari jumlah pengungsi itu menurut UNHCR adalah anak-anak yang berusia di bawah 11 tahun.
“Dengan jumlah pengungsi yang sudah menembus satu juta orang dan jutaan lainnya mengungsi di dalam Suriah, negara ini terjerumus ke dalam jurang musibah,” kata Kepala UNHCR António Guterres.
Gutteres mengungkapkan pihaknya sudah kewalahan dengan jumlah pengungsi yang luar biasa. “Kami berusaha sekuat tenaga untuk menolong, tapi kemampuan kami terbatas. Tragedi ini harus dihentikan,” ujarnya.
Sejak gerakan pemberontakan melawan Presiden Bashar al-Assad berlangsung Maret 2011, tercatat 70 ribu warga Suriah tewas dalam konflik.
UNHCR menyatakan jumlah pengungsi Suriah yang keluar dari negaranya memuncak sejak awal 2013. Para pengungsi pindah dalam kondisi sangat trauma, tanpa membawa harta apapun dan kehilangan kerabat.
Sebagian besar pengungsi melarikan diri ke Libanon, Turki, Yordania, Iran dan Mesir. Beberapa bahkan mencapai Afrika Utara dan Eropa. Sebagai negara terkecil di antara tetangga Suriah, Libanon menjadi negara yang paling banyak mendapat limpahan pengungsi. Kini dari lima penduduk Libanon, satu diantaranya adalah warga Suriah.
UNHCR menyayangkan janji bantuan dana sebesar US$1,5 miliar yang dijanjikan dunia internsional, baru 25 persen yang sudah cair.
Kondisi ini tentu saja mempersulit negara-negara penampung pengungsi Suriah. Di Yordania, baik bahan bakar hingga air sudah mencapai titik kritis. Turki bahkan menggelontorkan dana hingga US$ 600 juta untuk membangun 17 kamp penampungan pengungsi.
L REUTERS | SITA PLANASARI AQUADINI
Terpopuler:
Ruhut Sitompul Goda Ibunda Raffi Ahmad
Fakta-fakta Menarik Jelang MU Vs Real Madrid
Pegawai Kemenag Dicurigai Gelapkan Dana Haji
Polisi Gamang Usut Golden Traders
Menolong Neneng, 2 WN Malaysia Divonis 7 Tahun
Akil Mochtar Ingin Jadi Ketua MK