TEMPO.CO, London - Kantor pos tampaknya mulai tak laku di Inggris. Disinyalir, satu dari lima kantor pos besar yang dioperasikan Crown Office kini menutup kantornya dan memilih membuka gerai lebih kecil di kawasan belanja atau menyewa garasi rumah pribadi.
Di Inggris, kantor pos dikelola dengan model franchise. Ada sekitar 12 ribu kantor pos di seluruh negeri, dan 373 unit dikelola oleh Post Office Ltd, atau lebih dikenal sebagai Crown Offices.
Kritikus memperingatkan bahwa layanan untuk jutaan pelanggannya bisa terganggu jika proses gulung tikar tetap dilanjutkan. Crown mengumumkan 70 dari 373 kantor besarnya akan ditutup dan "ditempelkan" ke toko-toko pribadi demi menghemat ongkos. Mereka mengaku kehilangan pendapatan 40 juta pound sterling tiap tahun.
Juru bicara kantor pos Inggris berjanji bahwa berbagai layanan lain, yang berkisar mulai dari pengurusan aplikasi paspor hingga pembayaran pensiun, masih akan dilakukan. Dia berjanji cabang tetap akan beroperasi, hanya ukuran kantornya yang diperkecil.
Namun, Billy Hayes, Sekretaris Jenderal Serikat Pekerja Komunikasi Inggris, menggambarkan langkah itu sebagai "kerusakan parsial" dari jaringan kantor pos Crown.
"Langkah ini akan memiliki dampak besar bagi kota-kota yang kehilangan kantor pos mereka," katanya. "Kantor-kantor menyediakan layanan spesialis yang didedikasikan untuk masyarakat yang tidak akan bisa digantikan oleh sebuah toko besar."
Menurut dia, penutupan cabang bisa menjadi preseden buruk dan menimbulkan pertanyaan besar tentang masa depan kantor pos di Inggris.
Namun Robert Hammond dari lembaga advokasi konsumen bisa memahami perubahan ini sebagai upaya agar mereka tetap bertahan hidup. Ia mengatakan, layanan yang berkualitas tinggi dan mudah diakses "lebih penting daripada isu pengoperasian kantor pos itu sendiri".
BBC | TRIP B
Berita Internasional Terpopuler:
Inilah Pernikahan Terawet di Dunia
CIA Tempatkan Jet Siluman di Arab Saudi
Gadis 9 Tahun Melahirkan Bayi Laki-laki di Meksiko
Burung Ini Bertelur di Usia 62 Tahun
DPR Kaji Keterlibatan Intelijen dalam Program CIA