TEMPO.CO, London- Charlie Gard, bayi usia 11 bulan yang telah menyedot perhatian sejumlah pemimpin dunia dan masyarakat internasional akhirnya meninggal pada hari Jumat, 28 Juli 2017 di ruang perawatan khusus.
Charlie Gard, yang disapa dengan nama Beautiful Boy, sepanjang hidupnya menderita kelainan genetik di mitokondrianya sehingga terjadi kerusakan parah di bagian otak dan oto-ototnya pun melemah dengan cepat.
"Bayi laki-laki kami yang tampan telah tiada, kami sangat bangga padamu, Charlie," kata Connie Yate, ibu sang bayi dalam pernyataannya pada Jumat malam, seperti dilansir BBC.
Baca: Anjing Selamatkan Bayi yang Dikubur Hidup-hidup
Beberapa saat kemudian, Perdana Menteri Inggris, Theresa May menyampaikan duka mendalam atas kepergian Charlie.
"Sangat sangat sedih dengan kematian Charlie Gard. Doa dan harapan saya bersama orang tua Charlie, Chris dan Connie pada saat-saat sulit," kata May.
Paus Fransiskus juga menyampaikan duka yang mendalam atas kepergian sang bayi. "Saya percaya si mungil Charlie pergi ke Bapa dan berdoa untuk orang tuanya dan semua mereka yang menyayanginya," cuit Paus Fransiskus di akun Twitternya.
Baca: Bayi Ditemukan Kelaparan dan Menyusu ke Jasad Ibunya
Wakil Presiden Amerika Serikat, Mike Pence mencuit lewat akun Twitternya ucapan duka mendalam atas kepergian sang bayi.
"Sedih mendengar kepergian Charlie Gard. Karen dan Saya berdoa dan berduka untuk orang tuanya selama masa-masa sulit ini."
Charlie Gard menyedot perhatian diawali ketika orang tuanya bertarung di pengadilan untuk menyelamatkan nyawanya yang saat itu dirawat di Rumah Sakit Great Ormond Street Hospital atau GOSH di London, Inggris.
Orang tua Gard, Chris Gard dan Connie Yates meminta izin ke GOSH membawa anaknya ke Amerika Serikat untuk mendapat perawatan terapi nucleoside bypass. Namun menurut sejumlah dokter ahli di GOSH, perawatan itu bersifat uji coba sementara kerusakan pada otak Charlie tak bisa lagi dipulihkan.
Baca: India Gempar, Bayi Cacat Lahir dengan 2 Torso, 4 Kaki, 4 Tangan
Chris dan Yates tidak terima alasan GOSH dan bertarung di hadapan hukum selama 5 bulan mulai dari Pengadilan Tinggi, Pengadilan Mahkamah hingga Pengadilan Eropa.
Dan hasil putusan ketiga pengadilan itu sama: semua setuju dengan para dokter yang menilai tidak ada manfaatnya perawatan itu bagi Charlie.
Setelah putusan pengadilan itu, perhatian dunia pun mengalir ke Charlie Gard dan orang tua mereka.
"Kepada mereka saya berdoa, berharap bahwa keinginan mereka mendampingi dan merawat anak mereka hingga akhir tidak dapat diabaikan," kata Paus Fransiskus menanggapi putusan Pengadilan Eropa.
"Andai saya dapat membantu si mungil #Charlie Gard, seperti teman kami di Inggris dan Paus, kami sangat senang melakukannya," cuit Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
Ratusan orang dari berbagai negara yang menyebut dirinya Pasukan Charlie, mendukung orang tua mereka dengan mengumpulkan uang mencapai 1,35 juta pound sterling atau sekitar Rp 23,6 miliar. Uang itu untuk membawa Charlie berobat ke Amerika Serikat.
Optimistik orang tua Charlie hadir saat ahli saraf Profesor Michio Hirano menawarkan diri untuk merawat Charlie. Michio menawarkan diri beberapa lama setelah Donald Trump mencuit dukungannya.
Baca: Tiga Hari Dikubur Hidup-Hidup, Bayi Ini Ditemukan Selamat
Michio menulis surat kepada sejumlah ahli yang datanya tidak dipublikasikan bahwa terapi akan dapat memperbaiki kondisi otak Charlie.
Malang, setelah putusan pengadilan keluar kondisi Charlie sudah memburuk. Dan, pada hari Senin lalu, orang tua Charlie mengakhiri pertarungan hukumnya setelah Michio mengatakan sudah sangat terlambat menyelamatkan Charlie.
Pemindaian MRI menunjukkan tidak ada lagi otot yang berfungsi menopang tubuh bayi tampan itu.
Chris, ayah Charlie sudah menyadari ajal bayi kesayangannya sudah dekat. "Mummy dan Daddy sangat mencintaimu Charlie,kami telah dan selalu akan berusaha dan kami mohon maaf tidak dapat menyelamatkan nyawamu. Kami punya peluang namun kami tidak diizinkan untuk memberikanmu kesempatan. Bermimpi indahlah sayang. Tidurlah nyenyak bayi lelaki kami yang tampan," ujarnya Senin lalu.
Kepergian Charlie Gard menyisakan persoalan etis kedokteran tentang mengapa dilarang ketika orang tua berjuang hingga tititk darah penghabisan demi menyelamatkan nyawanya dan aturan tentang batas medis boleh mengizinkan orang tua bayi untuk mencari pengobatan lain demi nyawa anaknya.
Selamat jalan, Charlie Gard...
BBC | THE NEW YORK TIMES | MARIA RITA