TEMPO.CO, Bamako - Angkatan Bersenjata Mali menahan delapan orang yang diduga pejuang yang memiliki hubungan dengan Al-Qaeda di Mali Utara. Penangkapan mereka terjadi saat berlangsungnya gempuran jet tempur Prancis ke sasaran benteng pertahanan pemberontak dan depot bahan bakar minyak di padang pasir sebelah timur laut, dekat perbatasan Aljazair, Selasa, 5 Januari 2013.
Delapan orang itu terdiri dari enam warga negara Mali, seorang dari Nigeria, dan satu lagi asal Aljazair. Mereka ditangkap di Gao, kemudian akan dikirimkan ke Bamako, ibu kota Mali, untuk diadili.
Baca Juga:
Delegasi dari Uni Afrika, PBB, Uni Eropa Badan Regional Afrika Barat (ECOWAS), perbankan, dan kelompok negara-negara donor, menyiapkan pertemuan di Brussel, Selasa, 5 Januari 2013, guna mendiskusikan masa depan Mali.
Usai gempuran militer Prancis selama tiga pekan ke sasaran kawasan yang dikuasai pemberontak, termasuk Kota Timbuktu dan Gao, jet tempur Prancis, Ahad, 3 Januari 2013, menyeruak lagi menggempur pusat pelatihan pemberontak dan pusat-pusat logistik di sebelah timur laut pegunungan Mali dekat perbatasan Aljazair.
"Serangan udara itu berhasil menghancurkan garis belakang pertahanan mereka," kata Menteri Luar Negeri Prancis, Laurent Fabius, kepada radio France Inter.
"Mereka kabur ke arah utara dan timur laut. Mereka bisa bertahan lama di sana jika memiliki persediaan logistik cukup," kata Fabius. Dia menambahkan, Angkatan Bersenjata (Prancis) berhasil menghentikan perjuangan pemberontak dengan cara yang sangat efisien.
AL JAZEERA | CHOIRUL