TEMPO.CO, Istanbul - Pengadilan di Istanbul, Turki, menggelar pengadilan in absentia terhadap empat pensiunan komandan militer Israel berpangkat jenderal dalam peristiwa penyerbuan ke kapal Turki, Mavi Marmara, pada Mei 2010.
Pada aksi penyerbuan tersebut, sembilan aktivis Turki tewas ketika pasukan komando Israel menyerbu kapal Mavi Marmara yang mencoba memasuki perairan yang diblokade angkatan laut Israel untuk tujuan misi kemanusiaan di Gaza.
Penyerbuan pasukan komando ini selanjutnya menimbulkan ketegangan hubungan antara Turki dan Israel. Jika empat pensiunan tentara ini terbukti bersalah, pengadilan mendapatkan jaminan untuk menjebloskan keempatnya ke dalam penjara.
Dalam pelayarannya menuju pantai Gaza, Mavi Marmara membawa 600 aktivis pro-Palestina. Namun, di tengah jalan, kapal yang memiliki misi kemanusiaan ini diserbu oleh angkatan laut Israel di perairan internasional pada Mei 2010.
Israel ngotot bahwa aksi pasukan komandonya itu demi mempertahankan diri setelah mereka diserang oleh sejumlah aktivis Turki di atas kapal.
Hasil penyelidikan PBB menyebutkan bahwa blokade Israel terhadap Gaza "sah demi keamanan" dan pasukan Israel mendapatkan serangan terorganisasi ketika mereka mendarat di geladak kapal. Meskipun demikian, PBB menjelaskan, keputusan Israel menyerbu kapal dan menggunakan kekuatan militer adalah sesuatu yang berlebihan dan tidak masuk akal.
Israel yang melakukan penyelidian sendiri atas peristiwa penyerbuan itu menyesalkan atas hilangnya lima nyawa. Pada pengadilan Mei 2012, jaksa penuntut umum menuduh empat pensiunan komandan militer Israel memerintahkan pasukannya melakukan pembunuhan dan penyiksaan.
Para komandan militer yang diadili in absentia tersebut adalah Kepala Staf Angkatan Darat Israel Jenderal Gabi Ashkenazi, Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Madya Eliezer Marom, bekas Kepala Intelijen Militer Mayor Jenderal Amos Yadlin, dan bekas Komandan Angkatan Udara Brigadir Jenderal Avishai Lev.
Kedutaaan Besar Israel di Ankara menyebutkan pengadilan tersebut merupakan aksi unilateral politik yang tidak memiliki kredibilias keadilan. Masalah ini harus ditangani dengan dialog antara Israel dan Turki.
BBC | CHOIRUL