TEMPO.CO, Damaskus - Utusan khusus PBB dan Liga Arab, Lakhdar Brahimi, melaporkan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa perang saudara di Suriah kian memburuk. Selain itu, negara juga dihadapkan pada masalah krisis pangan. Menurut dia, Suriah tak serius melakukan reformasi.
Brahimi yang telah mengunjungi Suriah selama beberapa hari sebelum melanjutkan kunjungannya ke Turki mengatakan kepada 15 anggota Dewan Keamanan dalam sebuah pertemuan di New York, Senin, 23 September 2012, bahwa pemerintah Suriah memperkirakan ada sekitar 5.000 pasukan asing berada di negaranya dan hal ini dapat meningkatkan pertempuran di sana. "Suriah menuduh hal tersebut sebagai bagian dari konspirasi asing."
Menurut seorang diplomat, dalam laporannya Brahimi menilai situasi di Suriah sangat suram dan memburuk. Brahimi menjelaskan kepada anggota Dewan Keamanan bahwa 1,5 juta rakyat Suriah telah kehilangan tempat tinggal, sedangkan 280 ribu orang lainnya mengungsi ke beberapa negara tetangga. "Presiden Bashar al-Assad tidak serius melaksanakan reformasi di negaranya," kata Brahimi.
Laporan ini merupakan laporan yang pertama kalinya disampaikan Brahimi kepada Dewan Keamanan semenjak dia ditunjuk sebagai utusan khusus PBB dan Liga Arab sebulan lalu menggantikan bekas Sekretaris Jenderal PBB Kofi Annan yang mengundurkan diri.
Koresponden Al Jazeera, Scott Heidler, melaporkan dari markas besar PBB di New York, "Lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB khawatir laporan yang disampaikan Brahimi tidak cukup untuk memecahkan kebuntuhan di Suriah."
Brahimi, bekas Menteri Luar Negeri Aljazair, ditunjuk oleh PBB dan Liga Arab menjadi utusan khusus menggantikan bekas Sekretaris Jenderal PBB Kofi Annan yang mengundurkan diri bulan lalu. Brahimi mendapatkan tugas menyelesaikan konflik di Suriah yang telah berlangsung selama 18 bulan dan menyebabkan 29 ribu orang tewas.
AL JAZEERA | CHOIRUL