TEMPO.CO, Karachi - Korban kebakaran dua pabrik di Pakistan, Selasa malam waktu setempat, 11 September 2012, mencapai 261 orang. Sebelumnya insiden ini dikabarkan melumat 60 jiwa.
Kebakaran pertama melanda sebuah pabrik pakaian dalam di kota pantai Karaci menyebabkan 191 jiwa melayang setelah para korban terperangkap dalam kepulan asap.
Banyak di antara korban cedera setelah mereka mencoba meloloskan diri dengan cara melompat dari cendela gedung bertingkat lima, termasuk seorang perempuan hamil.
Beberapa jam kemudian, terjadi kebakaran serupa di sebuah pabrik sepatu ilegal di kota terbesar di Pakistan, Lahore, menyebabkan 25 orang meninggal dunia.
Televisi Pakistan dalam siarannya menunjukkan gambar-gambar bencana terburuk yang menghantam Karachi pada sepuluh tahun terakhir ini.
Tim penyelamat mengatakan kepada wartawan, pabrik telah memperangkap 200 pekerja lembur. "Mereka tewas karena tak bisa meloloskan diri dari kepungan api dan menghirup asap serta racun," ujarnya.
Mohammad Ilyas, salah seorang pekerja yang cedera, mengatakan dia bersama sekitar 50 pekerja pria dan wanita berada di lantai satu ketika bola api tiba-tiba turun dari lantai atas.
"Saya melompat dari kursi menuju cendela, tetapi ada palang pintu dari baja yang menghalangi. Beberapa orang di antara kami dengan cepat mengambil peralatan dan mesin untuk merusak palang baja tersebut."
"Kejadian (kebakaran) itu mengerikan, tiba-tiba seluruh lantai penuh api disertai asap, hawa panas begitu kuat. Kami bergegas menuju jendela, merusak teralis baja, memecahkan kaca, dan melompat keluar," kata Mohammad Saleem kepada kantor berita AFP di rumah sakit.
Tragedi ini akan menjadi fokus perhatian pemerintah terhadap keselamatan pekerja di industri garmen dan tekstil untuk tujuan ekspor.
Masalah keselamatan di industri Pakistan akibat terjangan api sering dipertanyakan berbagai pihak. Mereka mengatakan, pemerintah korup dan tidak efektif untuk mengatasi berbagai masalah, dari soal industri hingga serangan bom bunuh diri di negara sekutu Amerika Serikat.
"Bangunan di Pakistan tidak menyediakan pintu keselamatan, bila terjadi suatu bahaya, menyebabkan semua orang terperangkap," kata Amjad Farooqi kepada kantor berita Associated Press. "Penyebab kebakaran masih dalam investigasi petugas," kata polisi.
GUARDIAN | REUTERS | BBC | CHOIRUL