TEMPO.CO, Diyarbakir - Sejumlah jet tempur dan helikopter Turki menghantam wilayah yang diduga menjadi basis militan Kurdi di tenggara Turki dan utara Irak. Serangan yang berlangsung pada Rabu dinihari waktu setempat, 5 September 2012, merupakan gempuran udara dan darat paling besar, kata sumber keamanan dan saksi mata.
Serangan yang melibatkan sedikitnya 2.00 pasukan darat dan 10 jet tempur F-16 sengaja dilakukan untuk menekan kekerasan oleh kelompok Kurdi di selatan negara.
"Sekitar 2.000 pasukan dikerahkan dalam operasi ini. Helikopter Cobra memborbardir target di Pegunungan Kato," kata seorang sumber keamanan kepada Reuters, mengacu serangan di tenggara Provinsi Sirnak, berbatasan dengan Irak dan Suriah.
Dia menambahkan, lebih dari 10 jet F-16 dikirimkan dari pangkalan militer di Diyarbakir untuk mendukung operasi ini. Serangan tersebut menyebabkan setidaknya seorang anggota militer tewas dan dua lainnya cedera.
Warga di perbatasan utara Irak, basis Partai Pekerja Kurdi (PKK) yang dianggap sebagai pemberontak, mengatakan jet-jet tempur juga membombardir kawasan terpencil Dwele di sisi Irak, tetapi tidak menimbulkan korban jiwa. Pejabat dari kelompok semiotonomi Pemerintahan Regional Kurdistan (KRG) tidak bersedia memberikan jawaban ketika dimintai komentarnya mengenai serangan tersebut.
Tahun lalu, Turki juga menggelar operasi serangan udara terhadap kawasan yang diduga menjadi basis penyerangan pemberontak PKK di sebelah utara Irak usai PKK melancarkan serangan ke tentara Turki.
PKK disebut organisasi teroris oleh Turki, Amerika Serikat, dan Uni Eropa sejak kelompok tersebut menuntut daerah otonomi lebih luas. Lebih dari 40 ribu orang telah tewas sejak pecah konflik antara militan Kurdi dengan militer Turki.
Perdana Menteri Turki, Tayyip Erdogan, menuduh kekerasan di perbatasan terjadi akibat dukungan langsung Presiden Suriah Bashar al-Assad terhadap militan PKK. Bahkan, Turki mengancam akan melakukan intervensi militer ke Suriah jika PKK terus-menerus melancarkan serangannya.
REUTERS | CHOIRUL