TEMPO.CO, Damaskus - Dua ledakan bom kembar meletup di kompleks militer di ibu kota Suriah, Damaskus, sehingga mengakibatkan enam orang terluka. "Sasaran bom tersebut adalah pemimpin militer negara," ujar siaran televisi pemerintah Suriah, Ahad, 2 September 2012.
Warga Damaskus mengatakan ledakan persis terjadi di sebuah gedung keamanan pemerintah di Distrik Abu Rummana, tak jauh dari kompleks Angkatan Bersenjata dan markas besar Angkatan Udara di dekat Umayyad Square.
"Seluruh korban cedera adalah pria yang sedang menjalani wajib militer," televisi Suriah melaporkan. "Dua di antara korban dalam kondisi kritis."
Komite Koordinasi Lokal Suriah melaporkan jumlah korban tewas dalam pertempuran di Damaskus, pinggiran kota, dan Hama, pada Ahad kemarin, terus meningkat.
Dalam siaran video yang diunggah oleh kelompok aktivis perlawanan tampak asap putih membumbung ke udara dari distrik di jantung Kota Damaskus.
"Sebuah serangan teroris dengan dua ledakan bom meletup di Jalan Al-Mehdi dan Distrik Abu Rummana," demikian laporan sebuah stasiun televisi.
Tempat kejadian perkara berlangsung di kawasan bangunan keamanan pemerintah, termasuk di kawasan tak jauh dari kantor Wakil Presiden Faruq al-Shara.
Pada Juli 2012 lalu, sebuah bom meledak sehingga menyebabkan empat anggota lingkaran dekat penasehat keamanan Presiden Bahsar al-Assad, termasuk saudara tirinya, meninggal dunia.
Brigade Ahfad al-Rasul atau Brigade Cucu Nabi dari kelompok pemberontak Tentara Pembebasan Suriah (FSA) mengaku bertanggungjawab atas dua ledakan itu. Hal tersebut disampaikan dalam sebuah pernyataan di Facebook.
"Operasi ini (ledakan bom) sebagai bentuk balas dendam atas pembunuhan massal di Daraya," demikian bunyi pernyataan FSA seraya mengacu pada pembunuhan pekan lalu yang menewaskan 330 orang di sebuah kota dekat Damaskus.
Koresponden Al Jazeera, Sue Turton, melaporkan dari Antakya, Turki, bahwa serangan ke jantung kompleks militer merupakan sebuah aksi simbolik.
"Serangan ini memiliki dampak moral dan psikologis bagi pasukan keamanan Suriah. Kami melihat kemungkinan banyak orang bakal membelot," ujar Turton.
"Kelompok ini (Brigade Cucu Nabi) bukanlah (kelompok) baru. Mereka adalah salah satu dari banyak brigade yang mencoba membuat kekacauan di Damaskus."
Pada bagian lain, media pemerintah dalam laporannya, Ahad, 2 September 2012, menyebutkan sebuah bom mobil meledak di dekat masjid di Sbeneh, di selatan pinggiran ibu kota Damaskus, Sabtu, 1 September 2012 dan menyebabkan 15 orang tewas. Sbeneh merupakan kawasan miskin yang dijadikan basis kelompok perlawanan terhadap pemerintah.
AL JAZEERA | CHOIRUL
Berita Terpopuler:
Jokowi: Ada Instruksi Agar Yang di Sana Itu menang
Wanita Ini Bercumbu dengan Pangeran Harry di Vegas
83 Persen Melawan 17 Persen,Jokowi Yakin Menang
Bandung, Kantong Syiah Terbesar di Indonesia
Megawati: Jadi Manusia Mbok Punya Moral dan Etik
Kang Jalal pun Diancam Mati
Bagaimana Kronologi Syiah Masuk Sampang?
Wifi Gratis Sudah Aktif di Jakarta
Rusuh Sampang, Siapa Roisul Hukama?
Indonesia Pemilik Pertama Super Tucano di ASEAN