TEMPO.CO, Teheran - Iran menolak tuduhan Israel yang menyebutkan bahwa negaranya terlibat dalam serangan bom bunuh diri di Bulgaria yang menewaskan sedikitnya delapan orang. Bantahan tersebut disampaikan melalui televisi pemerintah, Kamis, 19 Juli 2012. "Tuduhan itu sebuah kekonyolan."
Dalam website TV, Iran justru mempertanyakan tuduhan yang dilontarkan Perdana Menteri Benyamin Netanyahu dan pejabat lainnya. "Mereka konyol dan hanya mencari sensasi," tulisnya. Wesbsite ini juga menguraikan bahwa Israel juga mendeskreditkan Iran dan sekutunya, Suriah.
Baca Juga:
Hingga saat ini belum ada keterangan resmi dari otoritas Iran sejak serangan bom mematikan pada Rabu, 18 Juli 2012, di Kota Burgas, Laut Hitam. Serangan tersebut, menurut pejabat Israel dan media setempat, telah menewaskan enam warga Israel dan seorang Bulgaria.
Perdana Menteri Bulgaria Boiko Borisov mengatakan seseorang yang diduga sebagai pelaku bom bunuh diri membawa bus berpenumpang wisatawan Israel. Dia memiliki surat izin mengemudi dari Michigan, Amerika Serikat. Borisov, Kamis, 19 Juli 2012, berkata, "Kami bekerja keras bersama kolega dari FBI dan CIA untuk mengumpulkan bukti."
Borisov tambahkan, dia telah meminta menyebarkan foto seseorang, yang diduga sebagai pelaku, yang diambil dari kamera petugas keamanan dari kawasan kejadian, sebelum serangan yang memusnahkan bus di resor Kota Burgas, Laut Hitam, Rabu, 18 Juli 2012, itu terjadi
Baca Juga:
Sebelumnya, petugas lainnya menyebutkan bahwa jumlah korban tewas tujuh orang, berikut pelaku bom bunuh diri. Menteri Pertahanan Ehud Barack menyebutkan bahwa serangan tersebut sebagai bagian dari gelombang global serangan teror.
"Serangan di Burgas dilakukan oleh anggota Hezbollah dan disponsori oleh Iran, Al-Qaeda, dan Jihad Islam, yang memiliki jaringan internasional," ujarnya, seraya menambahkan serangan itu sengaja ditujukan terhadap warga Israel, termasuk kejadian di Thailand, India, Georgia, Kenya, dan Siprus.
Sama seperti rekannya, Presiden Barack Obama mengutuk serangan tersebut. "Amerika Serikat berdiri bersama sekutu kami dan siap melakukan identifikasi," kata Obama.
AL JAZEERA | CHOIRUL