TEMPO.CO , KOLOMBO: -- Presiden Sri Lanka Mahinda Rajapakse telah memerintahkan pembebasan mantan panglima perang sekaligus rival politiknya, Sarath Fonseka. Jenderal berbintang empat itu dapat melenggang dari bui hari ini jika seluruh formalitas telah diselesaikan.
“Surat yang ditandatangani Presiden, Jumat lalu, akan dikirim ke Kementerian Kehakiman hari ini,” kata juru bicara Presiden, Bandula Jayasekara, kemarin. Istri Fonseka, Anima, menyambut baik pembebasan suaminya. “Saya berharap Presiden akan membebaskannya tanpa syarat,” ujar Anima di luar rumah sakit tempat Fonseka dirawat karena penyakit pernapasan sejak dua pekan terakhir.
Baca Juga:
Fonseka ditahan dua pekan setelah gagal menantang Rajapakse dalam pemilihan umum Januari 2010. Pengadilan militer kemudian menghukumnya 30 bulan penjara karena mencalonkan diri dalam politik, meski masih menjadi anggota militer.
Pada November 2011, ia kembali divonis tiga tahun penjara atas dakwaan memfitnah Menteri Pertahanan sekaligus saudara Presiden, Gotabhaya Rajapaksa. Fonseka mengatakan beberapa anggota gerilyawan Tamil yang telah menyerah, dibunuh atas perintah Gothabaya. Untuk kasus ini, pria 61 tahun itu mengajukan permohonan banding.
Campur tangan Amerika Serikat diduga berada di balik pengampunan Fonseka. Jumat pekan lalu, Menteri Luar Negeri Sri Lanka Gamini Lakshman Peiris bertemu dengan Menteri Luar Negeri Amerika Hillary Clinton di Washington. Selain membahas masalah hak asasi manusia dan kejahatan perang Tamil di Sri Lanka, Clinton diduga mendesak Gamini segera membebaskan Fonseka.
Meski bebas, Fonseka akan menghadapi tuduhan kejahatan perang atas tewasnya 40 ribu warga sipil Tamil dalam bulan-bulan terakhir perang sipil pada 2009. Ia ditahbiskan sebagai pahlawan oleh rakyat Sri Lanka setelah berhasil menghancurkan perlawanan gerilyawan Macan Tamil pada Mei 2009.
L COLOMBO PAGE | CHANNEL NEWS ASIA | BBC | AP | SITA PLANASARI A