TEMPO.CO , Oslo - Pelaku penembakan Norwegia, Anders Behring Breivik, mengaku ingin mengulangi aksinya. Pria yang mengaku anti-Muslim dan anti-imigran ini menyebut aksi pembunuhan terhadap 77 orang olehnya sebagai aksi serangan militan nasionalis paling "spektakuler" sejak Perang Dunia II.
Di persidangan, ia mengecam pemerintah Norwegia dan Eropa yang terlalu merangkul imigrasi dan menyerukan multikulturalisme. Dia mengaku berbicara sebagai seorang komandan gerakan perlawanan "anti-komunis" perlawanan dan kelompok anti-Islam militan yang disebut Ksatria Templar. Jaksa mengatakan, kelompok itu tidak ada.
Ia menyebut aksinya sebagai bentuk "kebaikan, tidak jahat" untuk mencegah perang saudara yang lebih luas. Breivik bersumpah, "Aku akan melakukannya lagi."
Breivik dalam persidangan diminta untuk menjelaskan mengapa ia memasang bom di distrik Oslo pada 22 Juli yang menewaskan delapan orang dan kemudian menembak mati 69 orang lain di sebuah kamp pemuda Partai Buruh di luar ibu kota Norwegia. Dia menyangkal bertindak kriminal dengan alasan itu sebagai tindakan membela diri.
"Serangan-serangan pada 22 Juli adalah serangan pencegahan. Saya bertindak untuk membela diri atas nama rakyat saya, kota saya, dan negara saya," katanya sambil menyelesaikan pernyataannya yang pada dasarnya merupakan ringkasan dari manifesto 1.500 halaman yang dipasang secara online sebelum serangan. "Karena itu, saya menuntut untuk dinyatakan tidak bersalah atas tuduhan ini."
Kesaksian Breivik itu ditunda setelah salah satu dari lima hakim mengatakan Breivik layak menerima hukuman mati pada sebuah media. Pengacaranya bereaksi dengan meminta hakim Thomas Indreboe dicopot dari persidangan. Ia kemudian digantikan oleh hakim cadangan, Elisabeth Wisloeff.
Norwegia tidak menganut prinsip hukuman mati. Jika ditemukan secara mental dia waras, isu utama yang akan diputuskan dalam persidangan, Breivik bisa menghadapi hukuman 21 tahun penjara maksimum.
TRIP B | AP