TEMPO.CO, Gaza - Israel dan faksi militan di Jalur Gaza, Palestina, sepakat menghentikan saling serang untuk mengakhiri kekerasan berdarah selama empat hari yang menyebabkan 25 warga Palestina tewas. Demikian keterangan sumber keamanan Mesir, Selasa, 13 Maret 2012.
Pejabat tersebut berkata melalui telepon di Kairo, "Keduanya setuju tak melanjutkan operasi (militer)." Israel akan menghentikan pembunuhan dan saling menjaga ketenangan. "Kesepakatan ini berlaku efektif mulai pukul 01.00 dinihari waktu setempat," ujarnya.
Mengutip keterangan sejumlah pejabat, media Israel menyebutkan Israel akan kembali pada kesepakatan lama, yakni menjawab (situasi) tenang dengan ketenangan pula. Namun, bila ada serangan roket yang ditembakkan militan Palestina, maka mereka akan menjawabnya dengan serangan pula.
Namun demikian, laporan tersebut tak mendapatkan komentar dari juru bicara militer Israel. Negeri ini memberikan sinyal bahwa tidak akan berhenti pada apa yang disebut dengan "operasi siaga" yang ditujukan untuk menghentikan serangan roket dan lintas batas negara.
"Angkatan bersenjata Israel akan terus melanjutkan serangan terhadap teroris di Gaza dengan segala kekuatan dan determinasi," kata Perdana Menteri Benjamin Netanyahu di depan para anggota Partai Likud, Ahad, 11 Maret 2012.
Seorang pejabat Palestina yang mengetahui isi pembicaraan berkata, "Sejumlah faksi (Jihad Islam) sepakat dengan keputusan tersebut." Tetapi mereka masih menunggu respons Israel.
Israel mengatakan militan Gaza telah menembakkan lebih dari 150 roket dari Gaza ke kota-kota di selatan sejak pecah pertempuran, Jumat pekan lalu, setelah Israel membunuh seorang militan senior yang dituduh menyiapkan serangan ke Israel dari wilayah Mesir. Akibat serangan tersebut, delapan warga Israel cedera.
REUTERS | CHOIRUL