TEMPO.CO, Moskow-- Presiden terpilih Vladimir Putin, 59 tahun, mengakui telah terjadi pelanggaran dalam pelaksanaan pemilihan presiden pada 4 Maret lalu. Untuk itu, ia meminta agar dilakukan pengusutan dan mencari bukti pelanggaran.
"Tentu ada pelanggaran. Kami perlu mengidentifikasi semuanya, menyortinya dan membuat segala sesuatunya jelas kepada setiap orang,” kata Putin, Selasa 6 Maret 2012.
Di hadapan sejumlah pengacara, Putin menegaskan, dirinya tengah memperhitungkan mengenai pengawasan maksimum dan pemantauan situasi saat pelaksanaan pemilihan.
Putin terpilih sebagai pemenang pemilihan dengan meraih 63 persen suara. Ia mengalahkan empat kandidat lainnya. Pesaing terkuatnya, Pemimpin Partai Komunis, Gennady Zyuganov, hanya meraih 18 persen suara.
Menurut Atase Pers Kedutaan Besar Rusia di Jakarta, Dmitry A. Solodov, Komisi Pemilihan Pusat akan mengumumkan hasil pemilihan secara resmi sebelum 14 Maret nanti. “Mereka masih memproses suara yang masuk dan mengkaji semua laporan pelanggaran pemilihan di sejumlah tempat pemungutan suara,” kata Solodov kepada Tempo.
Putin akan dilantik sebagai presiden pada Mei mendatang dan begitu juga Dimtry Medvedev, yang akan menjabat perdana menteri menggantikan Putin.
Baca Juga:
Bersamaan dengan pengumuman resmi hasil pemilihan, Komisi juga mengumumkan temuan pelanggaran pemilihan. "Beberapa kasus mungkin saja akan dilanjutkan dengan investigasi dan diserahkan ke pengadilan," kata Solodov. "Bisa jadi mempengaruhi perolehan suara semua kandidat."
Ia kemudian mengutip hasil pernyataan pers pemantau internasional, yang menyebutkan bahwa 89 persen hasil pemilihan dianggap tidak bermasalah. Sedangkan 11 persen masih perlu diselidiki atas dugaan pelanggaran pemilihan.
Sebelumnya, lembaga pemantau independen Golos mengaku menerima lebih dari 2.000 laporan dugaan kecurangan pemilihan. Mereka menduga kuat jumlah suara digelembungkan untuk memenangkan Putin.
Sejumlah temuan pelanggaran diungkap oleh BBC. Jumlah temuan pelanggaran di St. Petersburg jauh lebih banyak dibanding di Moskow. Modus kecurangannya berupa temuan di beberapa tempat pemungutan suara, beberapa kandidat meraih setengah dari jumlah suara yang di-post di situs komisi pemilihan dibanding jumlah suara yang tercantum dalam daftar perolehan suara aslinya.
Zyuganov kemarin menyatakan tidak mengakui hasil pemilihan atas dugaan suara dimanipulasi. Sebelumnya, kelompok oposisi melakukan aksi protes setelah berakhirnya pemberian suara. Protes berlanjut keesokan harinya di lapangan Pushkin. Ratusan orang kemudian ditangkap oleh polisi, termasuk pemimpin Front Kiri, Sergei Udaltsov, dan blogger terkenal, Alexei Navalny.
Menurut polisi, mereka ditangkap karena menolak membubarkan diri setelah batas waktu demo yang disepakati sudah terlewati. Para demonstran anti-Putin yang diorganisasi oleh Udaltsov kembali mengajukan izin kepada aparat berwenang untuk turun ke jalan pada 10 Maret nanti.
"Kami sedang bernegosiasi mengenai lokasi untuk melakukan pawai," kata Udaltsov kepada Ria Novosti. "Jika tidak diizinkan, kami terima. Komite protes akan memutuskan apa yang akan dilakukan nanti."
Menurut BBC, polisi Rusia telah membebaskan sekitar 250 dari sekitar 550 demonstran yang ditahan. Navalny kemudian menegaskan, aksi protes terus berlanjut hingga pihaknya meraih kemenangan.
Perolehan suara:
Vladimir Putin 63,7%
Gennady Zyuganov 17,9%
Mikhail Prokhorov 7,9%
Vladimir Zhirinovsky 6,2%
Sergei Mironov 3,9%
RIA NOVOSTI | THE MOSCOW TIMES | BBC | MARIA RITA