TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Organisasi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) Jens Stoltenberg mengatakan kepada Ukraina bahwa para anggota aliansinya telah gagal memenuhi janji bantuan militer mereka dalam beberapa bulan terakhir, namun aliran senjata dan amunisi ke Ukraina kini akan meningkat.
Hal itu ia katakan dalam kunjungan mendadak ke Ukraina pada Senin, 29 April 2024, ketika ia mengadakan pembicaraan dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan dijadwalkan berpidato di Rada, sebutan untuk parlemen Ukraina.
Kunjungan Stoltenberg yang ketiga sejak invasi Rusia pada Februari 2022 itu ketika Ukraina sedang menghadapi masa sulit di medan perang. Pasukan Rusia unggul setelah Ukraina gagal melancarkan serangan balasan tahun lalu dan mengalami kelangkaan senjata dan amunisi dari mitra-mitranya di Barat.
“Saya juga akan sangat jujur kepada Presiden Zelensky dan juga kepada Rada bahwa sekutu NATO belum memenuhi apa yang telah kami janjikan selama beberapa bulan terakhir,” kata Stoltenberg di kereta menuju ke Kyiv pada Senin.
“Amerika Serikat menghabiskan waktu enam bulan untuk menyetujui paket tersebut dan sekutunya di Eropa belum memberikan amunisi yang kami janjikan. Tapi sekarang saya yakin segalanya akan berubah,” katanya.
Stoltenberg merujuk pada paket bantuan dari AS untuk Ukraina senilai lebih dari US$60 miliar, yang disetujui oleh Kongres AS pada 23 April dan segera ditandatangani oleh Presiden AS Joe Biden setelah tertunda berbulan-bulan.
Selain AS, Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak pekan lalu mengumumkan komitmen negaranya “yang mencapai rekor tertinggi” terhadap Ukraina.
Stoltenberg juga mencatat bahwa Jerman telah setuju untuk menyediakan sistem pertahanan udara Patriot baru ke Ukraina, dan Belanda telah meningkatkan bantuannya ke Kyiv. Bos NATO itu mengatakan dia mengharapkan “komitmen-komitmen baru lainnya akan datang”.
“Ini akan membuat perbedaan – seperti kurangnya dukungan membuat perbedaan,” katanya, berbicara soal kemunduran Ukraina di medan perang.
Dia mengatakan Rusia telah membayar “harga tinggi untuk keuntungan teritorial yang kecil” dan Ukraina masih bisa membalikkan keadaan.
“Belum terlambat bagi Ukraina untuk menang. Namun itulah mengapa sangat mendesak agar sekutu NATO sekarang benar-benar melakukan apa yang telah kami janjikan dan bahwa kami mewujudkan komitmen tersebut menjadi pengiriman senjata dan amunisi yang nyata, dan saya sekarang yakin hal itu akan terjadi.”
REUTERS
Pilihan Editor: Pedro Sanchez Batal Mundur sebagai Perdana Menteri Spanyol