TEMPO.CO , NEW DELHI:- Penasihat Menteri Pertahanan Republik Indonesia, Soemadi Brotodiningrat, mengatakan negara-negara anggota ASEAN kini lebih terbuka untuk menjalin kerja sama keamanan menghadapi ancaman non-tradisional. “Dulu ASEAN sangat membatasi diri untuk berbicara apalagi bekerja sama dalam bidang keamanan,” kata Soemadi yang menjadi moderator dalam salah satu sesi Delhi Dialogue IV di New Delhi, India, Selasa 14 Februari 2012.
Dia mengatakan selama ini ASEAN sangat berhati-hati dalam menjalin kerja sama dalam bidang keamanan karena banyak masalah yang bisa menyulut pertengkaran di antara negara-negara ASEAN menyangkut ancaman tradisional, seperti masalah perbatasan. Namun, kata dia, situasinya berubah sejak ditandatanganinya Bali Concord II pada 2003 dan Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN pada 2004.
“Dengan munculnya konsep ancaman non-tradisional tidak menghadapkan negara dengan negara tetapi negara-negara dihadapkan pada satu persoalan bersama,” kata dia.
Menurut dia, negara-negara ASEAN dan India menghadapi ancaman non-tradisional yang sama, di antaranya bencana alam, terorisme, pembajakan, kejahatan transnasional seperti peredaran narkoba dan perdagangan manusia. “Dulu waktu tsunami, sulit menentukan bantuan boleh masuk atau tidak, sekarang lebih mudah.” Sebab, kata dia, ASEAN punya pernyataan bersama mengenai kerja sama menghadapi ancaman non-tradisional itu.
Dia mengatakan baik India maupun ASEAN akan mendapatkan banyak manfaat dari dialog ini. “Penduduk India yang berjumlah 1,3 miliar merupakan pasar yang besar buat negara-negara ASEAN.”
Dalam pembukaan Delhi Dialogue IV pada Senin malam, 13 Februari 2012, Menteri Luar Negeri India S.M. Krishna mengatakan “Kebijakan Melihat ke Timur” yang dicanangkan Pemerintah India telah menghubungkan India dan negara-negara ASEAN. Dia mengatakan India telah menjalin kerja sama selama berabad-abad dengan negara-negara ASEAN. “Dalam situasi ekonomi global saat ini, India dan ASEAN berkepentingan menjalin kerja sama untuk meningkatkan kemakmuran di wilayah kita,” ujarnya.
Dia mengatakan India dan ASEAN perlu meningkatkan konektivitas melalui realisasi pembangunan jalur seperti Koridor Ekonomi Mekong-India, yang akan membawa keuntungan bagi kedua belah pihak. “India berkontribusi bagi integrasi ASEAN dan mendukung upaya-upaya pembentukan Komunitas ASEAN,” kata dia.
India dan ASEAN, kata dia, telah melaksanakan perjanjian perdagangan bebas dan sedang berupaya mewujudkan perjanjian serupa di bidang jasa dan investasi. “Kami juga setuju dengan penyusunan perjanjian sektor swasta di lima bidang, yakni farmasi, pelatihan inovasi dan keterampilan, teknologi informasi, manufaktur, dan infrastruktur,” kata Krishna.
India menandatangani kerangka perjanjian Area Perdagangan Bebas (FTA) dengan ASEAN dalam Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN-India di Bali pada 2003. Dan perjanjian perdagangan bebas barang India-ASEAN telah dilaksanakan pada 1 Januari 2010.
Adapun Pangeran Norodom Sirivudh, Pendiri dan Ketua Institut Kamboja untuk Kerja Sama dan Perdamaian, mengatakan India punya peran pen ting di ASEAN. Menurut dia, India bisa menjadi penengah konflik perbatasan antara Kamboja dan Thailand serta konflik Laut Cina Selatan yang membuat hubungan sejumlah negara ASEAN dan Cina tegang. “India bisa memainkan perannya dalam masalah tersebut,” kata dia.
SAPTO YUNUS (NEW DELHI)