TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo bertemu dengan Perdana Menteri Australia Malcom Turnbull dalam Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN-Australia di Laos, Rabu, 7 September 2016. Dalam pertemuan itu, Jokowi mengajak Turnbull menciptakan kawasan tangguh (resilient region).
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, yang mendampingi Presiden Jokowi, mengatakan perlu kerja sama dalam memerangi Transnational Organized Crime serta memerangi ekstremisme dan radikalisme.
"Bisa melalui kerja sama intelijen, kerja sama legislasi, dan meningkatkan atau memperbanyak gerakan moderasi," kata Retno dalam National Convention Centre (NCC) di Vientiane, Laos, seperti rilis dalam situs Setkab.go.id, Kamis, 8 September 2016.
Selain itu, kata Retno, negara-negara di kawasan ini memerlukan kerja sama pengawasan wilayah batas masing-masing dan kerja sama informasi intelijen. Ini terkait dengan peredaran narkoba yang berada di kawasan ASEAN. Menurut dia, perlu kerja sama pula dalam bidang maritim. “Dua samudra tersebut harus dijaga keamanannya. Dua samudra tersebut harus dikelola kesejahteraannya,” ujarnya.
Pemerintah, menurut Retno, mengajak implementasi kerja sama maritim dalam East Asia Summit (EAS). Menurut dia, Indonesia dan Australia adalah negara pertama yang akan mengimplementasikan EAS melalui pertemuan keamanan maritim. Rencananya, pertemuan ini akan digelar di Indonesia pada November nanti.
Retno menegaskan, Indonesia dan Australia bakal aktif pada kerja sama maritim dalam Indian Ocean Rim Association (IORA). Sebab, Indonesia menjadi Ketua IORA menggantikan Australia. “Kita masih tandem dan tentunya Indonesia meminta dukungan Australia selama keketuaan Indonesia,” tutur Retno.
ARKHELAUS W.