TEMPO Interaktif, Moskow - Kementerian Dalam Negeri Rusia menyiapkan pasukan antihuru-hara untuk mengatasi para pengunjuk rasa setelah pemilihan legislatif. Setidaknya, polisi mengamankan 250 orang dalam aksi di Moscow Triumfalnaya Square yang menjadi lokasi demonstran. Mereka diamankan dengan bus menuju kantor polisi.
"Aku baru saja muncul dari terowongan ketika aku dikelilingi dan dimasukkan ke dalam mobil, lalu tanpa penjelasan dibawa ke kantor polisi," kata Boris Nemtson, satu pemimpin dari partai oposisi yang ikut ditangkap.
Alexander Chernykh, jurnalis surat kabar Kommersant, mengaku dianiaya polisi. Ia menerima pukulan tongkat dari dua polisi hanya karena berada di lokasi demonstrasi. Para pengunjuk rasa meneriakan Malu kepada Fasis dan Rusia tanpa Putin. Mereka bersitegang dengan kelompok muda pro-Kremlin.
Aktivis HAM, Lyudmila Alexeyeva menilai langkah pemerintah ini sebagai bentuk ketakutan. "Jelas mereka panik dan khawatir tentang tindakan jalanan." Pada pemilihan Ahad lalu, Partai Rusia Bersatu pendukung Putin menang dengan 49,3 persen meski mengalami kemunduran dari 64,3 persen dibanding empat tahun sebelumnya.
Putin mengatakan kemunduran pemilu sebagai hasil tak terelakkan dari kesulitan ekonomi yang terjadi. "Ada kerugian, namun tak terelakkan dalam keadaan sekarang. Ini adalah hasil yang baik," katanya. "Kami tidak hanya beradaptasi. Kita menanggapi tantangan zaman dalam segala hal," katanya dalam pertemuannya dengan pendukung yang disiarkan televisi setempat.
Baca Juga:
TELEGRAPH | EKO ARI