TEMPO Interaktif, Ramallah - Presiden Palestina Mahmud Abbas menyatakan inisiatif Palestina untuk menjadi anggota penuh Perserikatan Bangsa-Bangsa akan dilanjutkan. “Berkaitan dengan Dewan Keamanan dan aplikasi keanggotaan Palestina dengan batas wilayah tahun 1967 dan Yerusalem sebagai ibu kota, kami mempertahankan pendekatan kami,” kata Abbas dalam pertemuan dengan utusan Amerika Serikat, Jeffrey Feltman, di kantornya di Ramallah, Senin, 5 Desember 2011.
“Tujuan dari inisiatif ini adalah untuk mendukung solusi dua negara yang berbasis pada wilayah perbatasan 1967 dan bukan untuk mengisolasi atau membuat Israel tidak sah,” kata Abbas kepada Feltman.
Palestina harus mendapat sembilan suara dari 15 anggota Dewan Keamanan, ketika mereka mengajukan keanggotaan penuh pada September lalu, tetapi banyak yang menyatakan negara-negara itu bakal abstain atau menolak permohonan Palestina itu. Bahkan, kalau mereka berhasil mendapatkan dukungan, Amerika tampaknya bakal memvetonya.
Amerika dan Israel bersikeras bahwa hanya kesepakatan Israel-Palestina yang dapat membawa kepada terbentuknya negara Palestina. “Kepemimpinan Palestina telah memulai konsultasi dengan negara-negara Arab dan internasional, dan terus membuat evaluasi untuk memobilisasi lebih banyak suara internasional untuk mendukung pencapaian negara Palestina di PBB melalui Dewan Keamanan,” kata penasihat politik Abbas, Nimr Hammad.
AFP | SAPTO YUNUS