TEMPO Interaktif, Jakarta - Pria di balik serangan kembar di Norwegia pekan lalu yang menewaskan 76 orang pernah diselidiki Maret lalu karena pembelian bahan kimia. Namun, penyelidikan itu dihentikan.
Anders Behring Breivik menjadi perhatian polisi karena membeli bahan kimia dari Polandia, tapi insiden itu dinilai terlalu remeh untuk ditindaklanjuti. Hal itu diungkapkan oleh Kepala Kepolisian Norwegia, Janne Kristiansen, Senin, 25 Juli 2011.
"Pada bulan Maret, kami menerima daftar 50-60 nama dan namanya tercantum karena dia menghabiskan 120 krone (US$ 22) untuk transaksi di Polandia," ujar Kristiansen, kepada saluran televisi Norwegia, NRK. "Bisnis itu berada di bawah pengawasan karena menjual produk kimia lainnya."
Dinas keamanan Polandia, Senin, mengatakan bahwa Behring Breivik membeli bahan kimia dari sebuah perusahaan Polandia yang pemiliknya telah diselidiki, menyusul pembantaian itu atas permintaan Norwegia. Tidak ada penangkapan yang dilakukan di perusahaan itu.
Pawel Bialek, Wakil Kepala Badan Keamanan Internal ABW, mengatakan bahwa bahan kimia yang dibeli tampaknya tidak penting terkait rencananya. Ia mengatakan, pria Norwegia itu juga memesan bahan lebih besar dari negara lain.
Bialek mengatakan, bahan kimia yang dibeli serupa dengan yang dijelaskan dalam manifesto 1.500 halaman Behring Breivik. Manifesto itu telah di-posting di Internet sebelum pengeboman, Jumat, dan penembakan massal berikutnya.
Menurut salinan manifesto itu, ia memesan 300 gram natrium nitrat pada bulan Desember 2010 dengan biaya 10 euro (14 dolar). Bahan itu dapat digunakan sebagai bahan utama bom itu.
Behring Breivik juga menulis bahwa ia menyesal telah mem-posting pesanan itu karena dia khawatir perusahaan itu akan diawasi oleh badan intelijen.
SBS | EZ