TEMPO Interaktif, Oslo - Kepolisian Norwegia menurunkan jumlah total korban tewas dalam insiden berdarah yang terjadi di negara itu, Jumat, 22 Juli 2011 lalu. Dari 93 orang yang disebutkan Ahad lalu, polisi Norwegia melansir angka resmi menjadi 76 jiwa dalam dua tragedi berdarah, yaitu pengeboman di kantor Perdana Menteri di Oslo dan penembakan massal di Pulau Utoya.
Angka resmi sekaligus revisi data korban itu dilansir Direktur Kepolisian Norwegia Oystein Maeland di Oslo, Senin, 25 Juli 2011 petang. Menurut Maeland, seperti dikutip kantor berita AFP, jumlah yang tewas dalam pengeboman di pusat kota itu naik menjadi delapan orang. Adapun korban tewas penembakan massal di Pulau Utoeya menjadi 68 jiwa dari sebelumnya 86 jiwa.
Seluruh korban tewas akibat penembakan itu telat dipindahkan dari pulau tersebut sehingga akurasi angka korban tewas bisa lebih ditetapkan. “Jumlah korban bisa saja terus bertambah," kata Maeland. "Kami masih melakukan pencarian sisa korban."
Dua insiden berdarah di Norwegia itu mengejutkan warga dari negara yang juga anggota NATO ini. Apalagi belakangan, pelakunya Andres Behrig Breivik, 32 tahun, pria yang mengaku berada di balik serangan kembar itu adalah warga negara Norwegia sendiri. Bahkan belakangan, saat diperiksa polisi, seperti dilaporkan stasiun televisi berita Norwegia TV2, Andres mengaku pendukung antusias Israel.
Peristiwa penembakan membabi-buta itu sendiri dilakukan saat pertemuan sekolah musim panas milik Partai Buruh berkuasa kubu Perdana Menteri (PM) Jens Stoltenberg di Pulau Utoeya di luar Oslo. Saat itu, Stoltenberg dijadwalkan menyampaikan pidato kepada 560 peserta yang hadir pada pertemuan itu.
Beberapa saat sebelumnya, ledakan bom berkekuatan besar mengguncang kantor Stoltenberg di Oslo. Kantor itu mencakup kantor PM dan kementerian-kementerian. Ledakan itu menghancurkan sebagian besar jendela di bangunan 17 lantai itu.
Kemarin, Perdana Menteri Jens Stoltenberg memimpin warga mengheningkan cipta satu menit bagi korban serangan yang paling mematikan di Norwegia sejak Perang Dunia II. Dia mengumumkan dimulainya pengheningan cipta di tangga Universitas Oslo dengan diapit raja dan ratu.
WDA | Reuters | AFP |