TEMPO Interaktif, Kuala Lumpur - Amnesty International, kelompok lembaga perlindungan dan penegakan hak asasi manusia yang bermarkas di London, kemarin mendesak Pemerintah Malaysia agar menangkap dan menahan Presiden Sudan Omar al-Bashir setibanya di negara tersebut untuk mengikuti pertemuan forum ekonomi.
Bashir bersama beberapa kepala negara dari Afrika, termasuk Presiden Zimbabwe Robert Mugabe, seperti dilaporkan AFP, diundang Pemerintah Malaysia menghadiri forum ekonomi di Kota Putrajaya.
"Malaysia tidak seharusnya berubah menjadi tempat berlabuh buron internasional. Pemerintah Malaysia harus melarang Bashir memasuki teritorinya dan menangkapnya jika dia muncul," kata Amnesty dalam pernyataannya.
Mahkamah Internasional (International Criminal Court) telah mengumumkan penangkapan Bashir dengan tuduhan sebagai dalang aksi kekejaman atas kemanusiaan di Darfur, Sudan. Rezim Bashir dituding bertanggung jawab atas tewasnya 300 ribu penduduk dan 2,7 juta penduduk yang mengungsi akibat konflik yang terjadi antara kelompok etnis Afrika dan milisi Arab pada 2003.
Sejauh ini, negara-negara anggota belum melaksanakan perintah eksekusi Mahkamah Internasional lewat kebijakan dan perintah menangkap. Malaysia, menurut Amnesty, memang belum menjadi anggota Mahkamah Internasional, tapi negara itu mengumumkan pada Maret lalu niatnya bergabung dengan Mahkamah Internasional.
Menteri Kabinet Malaysia yang bertanggung jawab atas bidang urusan parlemen, Nazri Abdul Aziz, merekomendasikan kepada rekan kerjanya agar mencabut undangan untuk Bashir. "Saya sungguh-sungguh menyarankan pemerintah menarik undangan itu," ujarnya.
Deputi Menteri Luar Negeri Malaysia Kohilan Pillay kepada AFP menjelaskan bahwa Bashir bersama para kepala negara Afrika lainnya akan berpartisipasi dalam Langkawi International Dialogue pada 9-21 Juni mendatang.
AP | STRAITS TIMES | MARIA RITA